BACA JUGA:Dibandrol Rp291 Jutaan CB650R Big Bike Makin Modern, Bikin Pengendara Tampil Gagah dan Macho
Abu Nawas belum langsung menjawab. Menenangkan diri dari rasa kagetnya ada seorang kakek di hutan.
“Saya kehilangan kapak. Barusan jatuh ke jurang dan sulit untuk mengambilnya,” jawab Abu Nawas.
“Ya, jurang ini memang dalam. Sulit untuk dituruni,” kata Raja Jin.
“Tapi jangan khawatir anak muda. Aku bisa menolongmu mengambilkan kapak,” sambungnya.
BACA JUGA:Rahasia Enaknya Mie Bakso di Tasik, Bukan Mie atau Kuah Tapi dari Racikan Ini
Abu Nawas senang tapi setengah tidak percaya. Masa kakek-kakek mau turun ke jurang.
Dirinya saja yang jauh lebih muda tidak sanggup menuruni jurang yang dalam itu.
Raja Jin berwujud kakek sekejap menghilang. Abu Nawas kaget.
Tidak lama kakek jadi-jadian itu muncul membawa kapak emas. “Ini kapakmu anak muda?” tanyanya.
“Bukan. Bukan ini kapak saya. Kapak saya jelek dan karatan,” tolak Abu Nawas.
Sekejap kakek itu menghilang. Lalu muncul lagi membawa kapak berlapis permata. “Yang ini kapakmu anak muda?”tanyanya.
“Sudah saya bilang bukan yang itu. Kapak saya jelek dan berkarat,” kukuh Abu Nawas.
Kakek jelmaan Raja Jin itu akhirnya tertawa. Lalu dia mengambil kapak milik Abu Nawas dari dalam jurang.
“Nah ini kapak saya. Terima kasih kakek sudah membantu mengambilkan,” ujar Abu Nawas sambil menerima kapaknya.