Tapi orang tersebut tidak bisa memastikan juga. Katanya bus kadang masuk kadang tidak ke terminal.
Terminal lanjut pria itu, sangat sepi. Tidak ada lagi aktivitas ramai para calon penumpang . Bus-bus jaramg masuk. Kalau cek juga paling di depan terminal.
Logis memang, untuk apa masuk terminal kalau tidak ada penumpang yang akan naik atau turun. Sebab semua penumpang memilih naik dan turun di pool.
Waktu makin menuju petang. Langit mendung sehingga keadaan lebih terlihat seperti suasana mau magrib.
”Suasana begini kalau harus sendirian di dalam terminal perlu nyali juga,” celetuk suami sang kakak memecah kesunyian.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca di Jawa Barat Jumat 5 Mei 2023, Cek Daerah Anda!
Mereka kakak beradik dan calon suaminya tertawa. Untungnya suasana tidak enak itu dipecahkan suara deru bus.
Ternyata bus dari Tasik jurusan Bandung yang datang. Pria setwngah baya itu menyuruh Merri dan calon suaminya ke arah jalur bus keluar. Takut bus langsung pergi tidak ngetem dulu.
Benar saja bus itu mendekati pintu keluar tancap gas. Karena diteriaki dan dilambai-lambai baru kernetnya melihat san bus berhenti. Tidak menepi, kernet melambaikan tangan menyuruh Merri dan Ramdan cepat ke bus.
Setengah berlari dua sejoli itu menuju bus. Tidak sempat lagi pamit dan salaman ke kakaknya. Tiba dekat bus mereka naik lewat ointu depan dibantu kernet.
Terlihat dari terminal keduanya masih jalan mencari tempat duduk tapi bus langsung melaju. Keduanya hanya melambaikan tangan tanda pamit ke kakaknya.
Tinggallah Melly dan suami serta dua anaknya di terminal yang sepi. ”Ayo cepat pulang. Lama-lama di sini seram banget,” ajak Melly ke suaminya.
Mereka pun bergegas menuju parkiran mobil. Meninggalkan terminal yang begitu sunyi seperti kampung mati.
Sepanjang perjalanan pulang suami Melly berkisah tentang masa lalu Terminal Tipe A Indihiang Kota Tasikmalaya.