TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Kota Tasikmalaya, KH Aminudin Bustomi menyesalkan aksi oknum pelajar siang bolong di Taman Dadaha itu. Menurutnya, aksi grepe-grepe oknum pelajar itu adalah bencana akhlak.
KH Aminudin yang juga pimpinan Ponpes Sulalatul Huda Paseh, meminta semua pihak untuk bersama-sama mengawasi ruang lingkup tempat dan pergaulan kawula muda.
"Innalilahi Wainnailaihi Rojiun. Musibah bencana itu jangan hanya diidentikan dengan gempa, longsor, banjir bandang dan lainnya," paparnya, Selasa 17 Januari 2023.
"Tapi yang paling bahaya adalah musibah dan bencana akhlak dan tsunami budi pekerti. Padahal dari sisi regulasi di Kota Tasikmalaya ini, kami pandang sudah mumpuni," sambungnya.
Walaupun demikian, terang dia, ke depan regulasi Perda Tata Nilai harus direvisi agar diselaraskan dengan realita sosial saat ini.
"Kita ini sudah ada Perda Tata Nilai. Kulturnya Kota Pesantren. Sekarang saatnya bukan saling menyalahkan. Di tataran aplikasi regulasi di lapangan semua pihak harus bertanggungjawab. Sens of responsibilty di semua pihak ya," terangnya.
Untuk mengawali rangkaian pengawasan ini, sambung dia, harus dimulai dari lingkungan keluarga. Menurutnya, oknum pelajar tersebut pasti masih memiliki orang tua.
"Apakah selama ini orang tuanya memonitor pergaulan anaknya? Lalu dari sisi lain, hal ini bukan hoax lagi di medsos. Berarti hal-hal yang nyerempet ke urusan moral dan itu, dinas terkait dan pihak terkait harus memfilter itu," bebernya.
BACA JUGA:Besaran Bansos PKH yang Diterima KPM, Totalnya Sampai Rp 2,4 Juta Lho
Dia berharap, dengan kejadian ini ada gerakan bersama dengan sungguh-sungguh, masif dan terstruktur.
"Apa yang kita bangun kaitan kebanggaan infrastruktur, jalan bagus, irigasi bagus, bangunan bagus kalau ada hal seperti itu. Mau seperti apa Kota Tasikmalaya ke depan coba?" tambahnya.
Makanya, jelas dia, beberapa tempat yang terindikasikan dan dikhawatirkan jadi lokasi pelanggaran kesusilaan, butuh pengawasan semua pihak.
"Saya berharap seperti itu! Kalau dibiarkan yang kami khawatirkan ini jadi pemicu dan pemacu kemurkaan Allah SWT. Mindset pengawasan harus berubah jangan beralasan tak ada anggaran nomen klaturnya, misal kurang personel pengawasan. Kan ga bagus," jelasnya.
"Pengunjung di lokasi itu yang melihat hal tersebut jangan diam saja ketika melihat orang berbuat maksiat. Tegur dia. Karena kalau dibiarkan jadi pemicu adzab," tukasnya.