CIAMIS, RADARTASIK.COM – Sedikitnya 32 warga Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis keracunan diduga usai santap makanan dari hajatan pernikahan, Senin 19 Desember 2022.
Hingga pukul 22.00 WIB, pihak Puskesmas Cihaurbeuti mencatat 32 warga Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis keracunan dengan gejala yang sama, yakni muntah, diare dan sakit kepala.
“Jadi kondisinya saat ini dipantau terus oleh Tim Dinas Kesehatan dan RSUD Ciamis yang datang ke lokasi. Semua masih mendapatkan perawatan secara intensif,” ungkap Kepala Puskesmas Cihaurbeuti Usep Koswara.
Ditambahkan Usep, sejauh ini kondisi pasien dapat tertangani, tetapi masih dalam tahap pemantauan.
BACA JUGA:Lagi, Mie Gacoan Buka Loker Terbaru untuk Posisi Leader Team, Pendidikan Minimal SMA
Pihaknya khawatir terjadi penurunan kondisi dari para pasien. Bahkan Pihak Puskesmas Cihaurbeuti serta Tim Dinkes Kebupaten Ciamis dan RSUD Ciamis, kini siaga khawatir terjadi penambahan jumlah warga keracunan.
"Mengenai penyebabnya belum bisa kita pastikan, namun mereka itu habis pulang dari yang hajatan,” paparnya.
Usep melanjutkan, untuk memastikan penyebab para korban keracunan, tim kesehatan akan melakukan uji labolatorium terhadap sample makanan pada acara hajatan pernikahan tersebut.
Dengan begitu nantinya ada hasil dari labolatorium Provinsi Jawa Barat. "Hasilnya masih menunggu," pungkasnya.
BACA JUGA:Sebelum 31 Desember 2022, Cek Lagi Apakah Dapat Bansos BLT BBM, BPNT, dan PKH Cukup Lewat HP Saja
Terungkapnya kasus 32 warga Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis keracunan diduga dari makanan berawal Kepala UPTD Puskesmas Cihaurbeuti menerima laporan dari kepala Dusun Pamokolan, Desa Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti sekitar pukul 14.10 WIB.
Seperti disampaikan Camat Cihaurbeuti H Edy Yulianto, mulanya Kepala UPTD Cihaurbeuti mendatangi lokasi kejadian desertai bidan desa setelah menerima laporan dari warga.
Mulanya, sambung dia, satu rumah yang terdiri tiga orang mengalami gejala mual, muntah, diare dan sakit kepala. Disusul kemudian, tetangga korban lainnya mengalami gejala yang sama.
“Setelah ditanya, warga tersebut pulang dari undangan nikahan di Desa Sumberjaya. Setelah itu informasi berkembang dan menemukan keluhan yang sama dari beberapa warga yang ikut ke undangan tersebut,” ungkapnya.