Beberapa tahun telah dilaluinya. Perubahan demi perubahan Kota Tasikmalaya terekam betul di ingatannya. Khususnya soal kawasan Cihideung.
Kawasan ini menjadi icon paling top di Kota Tasikmalaya. Bahkan daerah penopang seperti wilayah Kabupaten Tasik, Ciamis, Banjar dan Garut, mengenal Jalan Cihideung sebagai pusat belanja.
“Belanja dari titik mana pun di Kota Tasikmalaya, bilangnya pasti pulang dari Cihideung. Padahal belanjanya misalnya ke Jalan HZ Mustofa di utara atau ke selatan. Tapi jawaban orang yang belanja, sudah bisa dipastikan dari Cihideung. Dulu itu begitu,” ulasnya.
Mengenang icon hingga menjadi pusat kunjungan orang setelah menjadi kawasan pedestrian, Djadja punya hubungan emosional tersendiri.
BACA JUGA:Ini Jadwal Pencairan BLT BBM Tahap II 2022 Menurut Sri Mulyani
Dia menyadari, kawasan ini butuh ‘perawatan khusus’. Menurut dia, sudah pantas jika Jalan Pedestrian Cihideung menjadi kawasan pusat bisnis dan pusat wisata kota.
“Makanya sebagai kawasan wisata kota, akhirnya muncul ide menyewakan payung geulis. Kan khas Kota Tasik. Secara tidak langsung, ini sekalian merawat dan membumikan payung geulis khas Kota Tasikmalaya,” tutur pria yang sekaligus sebagai sesepuh PKL Cihideung.
Akhir-akhir ini, masyarakat yang datang ke Jalan Pedestrian Cihideung bukan hanya dari Kota Tasikmalaya saja.
Kota dan kabupaten lain selain daerah terdekat di Kota Tasikmalaya, mulai berbondong-bondong sekadar jalan-jalan sambil mengabadikan lewat kamera pada telepon genggam.
“Dari Sukabumi dan Bogor juga sampai pada jalan-jalan. Kalau dari Ciamis atau Garut mah, hampir tiap hari juga ada. Mereka juga akhirnya sambil difoto pakai payung geulis,” pungkasnya.
Di kawasan Jalan Pedestrian Cihideung, setidaknya ada tiga lapak tempat penyewaan payung geulis. Para PKL ini juga sekaligus bisa menjual payung geulis tersebut jika penyewa atau pengunjung tertarik dengan payung geulis.