JAKARTA, RADARTASIK.COM — Skema penyaluran subsidi BBM minta diubah oleh nelayan yang tergabung ke dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).
Nelayan menyoroti subsidi BBM Rp 502 triliun. Menurut mereka skema penyaluran subsidi BBM minta diubah agar tepat sasaran.
Suara nelayan agar pemerintah mengubah skema subsidi BBM dikatakan Dani Setiawan, Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).
"Fiskal Indonesia untuk membayar subsidi sekitar Rp 502 triliun. Kalau anggaran itu digunakan untuk pertanian dan nelayan, bisa berdampak ekonomis yang tinggi bagi masyarakat bawah," kata Dani Setiawan pada diskusi virtual bertajuk Urgensi Subsidi Tepat Sasaran di Tengah Krisis Energi Global, Selasa, 15 November 2022.
Subsidi BBM saat ini, kata Dani Setiawan, tidak memenuhi harapan masyarakat bawah.
Menurut Dani Setiawan, survei yang KNTI dilakukan pada 2021 dengan 300 nelayan memetakan penyaluran BBM bersubsidi dengan 5.900-an responden.
Hasilnya 82 persen nelayan kecil tidak memiliki akses untuk BBM bersubsidi.
"Nelayan Indonesia hanya berlayar di wilayah kepualaun bukan di zona ekonomi ekslusif (ZEE) yang sumber daya ikannya jauh lebih kaya. Ditambah mereka harus membeli BBM, solar khususnya, dengan harga Rp 6.800. Sebelum naik Rp 5.150 sekarang Rp 6.000 hingga Rp 7.000," papar Dani Setiawan.
BACA JUGA: Kabar Gembira, Harga BBM Turun, Upah Minimum Naik 2023, Gaji PPPK Naik 2023, Kompak Ya
BACA JUGA: Wow, Sudah Resmi Harga BBM Turun, Cek Pertalite di Daftar Harga BBM Hari Ini 16 November 2022
Dengan demikian, kata Dani Setiawan, kalau harga solar sekarang Rp 6.800 lebih murah sebelum kenaikan harganya.
Namun saat ini, nelayan sekarang harus membeli solar itu mencapai Rp 9.000.
Nelayan kecil yang hidupnya jauh lebih sulit, harus membeli BBM jauh di atas harga pasar.