Dalam Segititiga Restitusi terdapat tiga langkah untuk dilaksanakan yaitu:
1) menstabilkan identitas;
2) validasi tindakan yang salah;
3) menanyakan keyakinan.
Langkah pertama pada bagian dasar segitiga adalah menstabilkan identitas.
Jika anak berbuat salah maka ada kebutuhan dasar yang belum terpenuhi. Bagian dasar segitiga restitusi memiliki tujuan untuk mengubah orang yang gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses.
Kita harus mampu meyakinkan mereka dengan mengatakan kalimat seperti 1) tidak ada manusia yang sempurna; saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Ketika seseorang dalam kondisi emosional maka otak tidak akan mampu berpikir rasional, saat inilah kita menstabilkan identitas anak. Anak kita bantu untuk tenang dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan.
Langkah kedua adalah memvalidasi tindakan yang salah.
Konsep langkah kedua adalah kita harus memahami kebutuhan dasar yang mendasari tindakan anak berbuat kesalahan.
Menurut Teori Kontrol, semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan tertentu (LMS Guru Penggerak, 2022).
Ketika kita menolak anak yang berbuat salah, dia akan tetap dalam masalah. Yang diperlukan adalah kita memahami sehingga anak merasa dipahami.
Langkah ketiga yaitu menanyakan keyakinan.
Teori kontrol menyatakan bahwa pada dasarnya kita termotivasi secara internal. Ketika langkah 1 dan 2 sukses dilakukan, maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dipercaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan.
Penting bertanya pada anak tentang kehidupan nanti yang dia inginkan. Ketika mereka sudah menemukan gambaran masa depannya, guru dapat membantu untuk tetap fokus pada gambarannya.
Melalui segitiga restitusi kita dapat mewujudkan mereka menjadi siswa yang merdeka. Mereka mampu menyelesaikan masalah dengan motivasi internal dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.