Surya Kencana (64), pehobi tenis meja yang juga pemilik pabrik aci mengakui, selama 30 tahun pabriknya berdiri, baru 4 tahun ini ada bunga bangkai raksasa tumbuh di halaman pabriknya.
"Sudah 30 tahun tinggal di sini, baru tumbuh 4 tahun ini. Sejak 2019. Kali ini adalah tumbuh berbunga dan mekar di tahun ke 4 kalinya," paparnya.
"Uniknya tiap akhir tahun antara akhir bulan Oktober dan awal November selalu tumbuh membesar dan mekar kemudian layu lagi," sambungnya.
Terang dia, warga yang akhirnya telah mengetahui aroma tersebut dari bunga bangkai raksasa, kini mulai berdatangan dan jadi tontonan warga tiap sore.
Bahkan, cerita dia, tahun lalu lebar bunga bangkai yang tumbuh di tempatnya ini sampai 1 meter dengan tinggi 80 centimeter.
Sehingga tak heran jika bunga ini jadi tontonan warga dari beberapa daerah.
"Awalnya hanya muncul kuncup kecil. Aneh kok bisa tumbuh di kita. Sampai dari orang Kehutanan survei ke sini katanya ini bunga bangkai jenis suweg," terangnya.
Dia menambahkan, menurut keterangan pegawai Kehutanan yang sempat melihat bunga tersebut, ini termasuk bunga langka karena biasanya banyak tumbuh di Bengkulu.
"Katanya juga sporanya 2 meter ke bawah dan tak bisa ditanam sendiri. Ini di pekarangan pabrik juga tumbuh sendiri. Dulunya lokasi tumbuh bunga ini bekas pembuangan sampah organik," tambahnya.
Jelas dia, saat ini bunganya sudah mengembang selebar 80 centimeter, dengan tinggi 60 centimeter.
"Saat ini sudah satu minggu tumbuh. Biasanya 2 minggu tumbuh, mekar, lalu mengecil. Mulai Magrib sampai Subuh muncul bau menyengat. Sudah ada lalat 2 hari ini," jelasnya.
Sekadar diketahui, bunga ini merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga terbesar di dunia.
Berbagai literasi ilmiah menyebutkan, bungai ini adalah kerabatnya, A. gigas yang dapat menghasilkan bunga setinggi 5 meter.