Informasi tak jauh berbeda didapat Choirul Anam dari para pemain Arema FC, yang mengakui bahwa kedatangan suporter itu untuk memotivasi mereka yang pada malam itu kalah unggul dari tim Persebaya Surabaya.
"Kami crosscek kalimat-kalimat itu juga sama, mereka berdialog dengan teman-teman pemain terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan. Itu juga disampaikan. Tidak ada pemain yang luka," ungkap dia.
Berdasarkan fakta-fakta itu, Choirul Anam membantah bila disebut suporter Arema hendak menyerang pemain dan official saat berhamburan ke tengah lapangan.
"Jadi kalau ada informasi yang bilang suporter ke sana itu menyerang, pemain-pemainnya bilang tidak seperti itu, dan suporternya juga bilang tidak seperti itu. Jadi dinamika ini sangat penting," ungkapnya.
"Nah lalu, kami telusuri, kami bertemu dengan beberapa Aremania termasuk juga meng-cross cek informasinya dengan para pemain," tambahnya.
Hal tersebut didapatnya berdasarkan konfirmasi kepada para suporter yang turun ke lapangan.
"Jadi mereka berangkat (ke tengah lapangan) itu mau berikan semangat, berkomunikasi dengan pemain. Bukan untuk menyerah pemain, " tandasnya.
Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah pertandingan Arema FC melawan Persebaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022, berakhir dengan kekalahan tuan rumah Arema FC atas Bajul Ijo.
Karena banyaknya korban yang tewas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur tersebut menjadi sorotan banyak publik. Tidak hanya di Indonesia tapi di mancanegara.
Pasalnya jumlah korban jiwa yang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan itu mencapai 131orang penonton.