PGA LIV

Minggu 25-09-2022,06:00 WIB

AgusSuryono

PASTI TIDAK SAMIN.. Yang terpilih jadi Raja, bisa jadi tidak hebat. Tapi terpilih jadi Presiden, di negara manapun, pastilah ORANG HEBAT di negaranya. Apalagi yang terpilih menjadi: Presiden Amerika Serikat. Karena itu saya yakin, DI PIKIRAN SAYA, meski kadang keputusannya bikin GELENG KEPALA, mas Trump pasti TIDAK SAMIN. Keputusan-keputusannya, pasti sudah melalui KAJIAN MENDALAM. Dii LUAR KEPALA, maupun di DALAM KEPALA. (Baca: Otak). Pendapat saya ini pun SUDAH SAYA UJI di KEPALA. (Baca: OTAK saya).

Lukman bin Saleh

1. Hakim Agung tersangka ! Ah... biasa saja. Sebelum2nya juga begitu. Atau tidak begitu. Hanya sekelas hakim agung: hakim MK. Tapi saya agak terkejut ketika melihat tersangka dari pihak pengacara: YosepParera. Saya sangat mengenalnya. Sangat dekat. Biarpun satu arah. Saya yg mengenalnya dia tidak mengenal saya. Seperti saya dengan Abahlah kira2. Saya ngefans juga, sama seperti ke Abah juga. Atau tidak sama. Derajat ngefansnya beda. Yosef Parera. Saya sangat sering menonton vidionya. Terutama ketika ada kasus2 viral. Dia selalu mengulasnya dari segi hukum. Saya menikmati gaya bicaranya. Simpel, lugas, cerdas dan jelas. Terlihat idealis dan bersih. Dg kelebihannya itu dia disukai banyak orang, termasuk kalangan muda. Diapun menjadi bintang Tiktok. Chanel Youtube-nya juga ramai: Rumah Pancasila. saya salah satu subcribernya. Ini yg membuat saya agak kecewa ketika dia menjadi tersangka kasus suap hakim MA. Penasaran, saya buru beritanya. Dan saya termenung ketika melihat sikap dan pernyataan-pernyataan YosepParera. "Saya dan Mas Eko sebagai lawyer mengakui secara jujur menyerahkan uang ke Mahkamah Agung." "Kami siap menerima hukumannya." "Kami merasa moralitas kami sangat rendah." "Kami bersedia dihukum seberat-beratnya." Sikap dan pernyataan2 YosepParera sangat berbeda dg tersangka pada umumnya. Dia tetap menjadi orang baik biarpun telah menjadi tersangka. 

Budi Utomo

Demokrasi/Kerakyatan (Sila 4) dan Penegakan Hukum / Law Enforcement memang diperlukan agar demokrasi berjalan sebagaimana mestinya. Demokrasi tak (pernah) sempurna. Tapi pilihan terbaik (best choice) di antara begitu banyak pilihan sistem politik lainnya yang umumnya otoriter. Diktator militer di Myanmar. Diktator komunis di Korea Utara. Diktator Shiah di Iran. Diktator Wahabi di Saudi. Diktator monarki absolut di Eropa abad pertengahan yang sudah almarhum. Penegakan Hukum kadang malah lebih penting ketimbang Demokrasi. Contohnya China yang tak segan menghukum mati koruptor sehingga rakyatnya takut korupsi. Sehingga birokrat dan aparat melayani rakyat tanpa minta sogokan. Humor di negara +62 yang paling menggigit adalah: percuma lapor polisi. Hilang kambing kalau lapor polisi malah bisa hilang sapi/kerbau. Wkwkwk. Tapi ada satu negara di bumi ini yang penegakan hukumnya ciamik namun tetap demokratis (minimal ada parpol oposisi walau minoritas wkwkwk): Singapura! Dan itulah kunci kemajuan red dot country in the sea of ASEAN. Saya kagum dengan kebersihan jalan dan trotoarnya. Walau saya tak suka dengan langkah buru-buru warga mereka. Maklum sudah terbiasa dengan filosofi alon-alon asal kelakon. Wkwkwk. 

mzarifinumarzain

kata nabi s.a.w.bahwa bangunan muslimiinyg mula2 runtuh adalah: hukum. yg terakhir runtuh adalah: sholaat. berarti yg pertama harus dibina pd bangunan muslimiin, adalah: sholaat. sekitar 20% muslimiin tak hafal Terjemahan surat alFaatichah. kekuatan muslimuun berarti masih sekitar 20%. harus segera dibikin 100%, kalau mau muslimuun kuat.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Kategori :

Terkait

Minggu 25-09-2022,06:00 WIB

PGA LIV