Jimmy Marta
Bagaimana jika keruwetan dinegri pewayangan diserahkan ke Trump?. Mungkin ia bisa mengurainya. Tapi yg lebih mungkin ia akan membuat lebih rumit. Namun saya akui otak saya kalah jauh dari otak trump ini. Otaknya bisa dipakai buat muter2 bikin rumit. Pikirannya bisa mengolah untuk bikin ruwet. Lidahnya ringan, bisa membuat yg rumit menjadi ruwet. hehe... Untuk mengatasi yg rumit bin ruwet itu Trump sudah membuat putusan. Otaknya sudah memerintahkan. Sknya ada. Dipikirannya. Sudah dibacakan. Mulutnya...haha..
thamrindahlan
Kicau burung berderikderik / Berebut gabah pematang sawah / Hakim Agung kenapa melirik / Melihat hadiah tawaran pekara /
MirzaMirwan
Tidak seperti Indonesia yang berdasarkan Pancasila, di mana sila pertama adalah Ketuhanan Yang Mahaesa, Amerika Serikat (AS) adalah negara Tanpasila. Tetapi sejak 1956 Kongres AS telah menetapkan kalimat "In God We Trust" sebagai motto, menggantikan "E Pluribus Unum". Dan sejak Oktober 1957 kalimat "In God We Trust" itu dicetak pada uang dolar. Apakah karena itu lantas di AS tidak ada korupsi? Jangan salah, di AS juga ada korupsi, kok. Hanya saja tidak sampai edan-edanan kayak di Indonesia. Sampai-sampai seorang hakim agung, dan dulu itu Ketua MK, terlibat korupsi -- menerima suap. Jangan tanyakan berapa hakim pengadilan negeri dan pengadilan tinggi, atau jaksa di kejaksaan negeri, kejaksaan tinggi, dan kejaksaan agung yang terlibat korupsi. Banyaaak. Greed has no limits. Keserakahan tak punya batas. Itu benar. SudrajadDimyati, hakim agung yang diborgol KPK itu, mestinya sudah hidup "sarwalaras" (santai) dengan gaji pokok plus tunjangan bulanan yang sekitar Rp 100 juta -- jauh lebih besar ketimbang penghasilan bulanan seorang menteri. Memang jumlah itu hanya setara sepertiga dari gaji hakim agung di AS yang US$ 268.300/tahun. Tetapi standar hidup di Indonesia, kan, jauh lebih rendah ketimbang di AS. Jadi sekitar Rp 100 juta itu sudah jumlah yang ngudubilah besarnya. Tetapi kenapa masih juga menerima suap? Jawabnya, ya itu tadi, keserakahan tak punya batas. Karena serakah SudrajadDimyati lupa pada sumpah jabatannya, lupa ajaran agamanya, dan lupa segala-galanya. Rasain!
RoziqKurniawan
Dulu waktu di pilpres saya menganggap trump seperti ygindonesia, keras kepala atau kepalanya keras , ternyata yg satunya hanya strategi poltik dari konsultannya , tpygdisana memang karakternya , tinggal hasil FBI nyaygindependennya seperti BI di indonesia
TarsanJowo
Kalau Trump berada di negeri Wakanda strateginya dia punya peluang besar untuk sukses. Trump punya uang, hakim yang paling agungpun doyan uang. Konsepnya Trump dengan hakim di negeri Wakanda sama : WANI PIRO?
AgusSuryono
KEPUTUSAN SAMIN.. ++) Saya IJINKAN semua Santri, boleh DEMO, jika Trump berkunjung ke Randublatung.. --) Sudah ada SURAT IJIN- nya..? ++) Sudah. Ijin sudah ada di PIKIRAN.. --) (Bingung..!!)
Liam Then
Jegal-jegalan versi Amerika. Cuma beda aturan maennya. Di sono hukum yang ngatur. Disuatu tempat hukum yang diatur. "Tebaleklongkang" , kata orang Pontianak.
Sri WasonoWidodo
Orang Samin tidak sama dengan Trump. Trump membuat pernyataan yang tidak masuk nalar untuk orang banyak, hanya untuk kepentingannya, bukan dilandasi kejujuran. Ketika orang Samin ditanya "Mau ke mana Kang?" Dia akan menjawab "Mau ke depan". Ketika ditanya "Dari mana Kang?" Dia akan menjawab "Dari belakang". Jika ada orang baru kenal dan bertanya "Rumahnya mana Kang?" akan dijawab "Tidak Saya bawa". Jawaban ini mungkin tidak diharapkan oleh lawan bicara, tapi inilah kejujuran dan kesederhanaan, sebagai kamuflase untuk menghindar memberikan informasi pada informan Belanda pada waktu itu, yang kadang masih terbawa sampai sekarang.