Oleh: Azrul Ananda
Karena saya gila Formula 1 (sampai hari ini), banyak orang mengira saya ini gila mobil. Bagi yang kenal saya dengan baik, mereka tentu tahu saya sebenarnya tidak terlalu peduli soal mobil. Pernah satu-dua kali punya mobil aneh-aneh, tapi pada umumnya mobil saya tergolong ”biasa-biasa”.
Belakangan, saya mulai sering bercanda dengan teman. Bahwa saya mungkin tidak akan ganti mobil lagi hingga momen itu tiba. Momen untuk memakai ZEV (zero-emission vehicle), seperti mobil listrik. Mobil saya selanjutnya akan mobil listrik. Tinggal menunggu kapan. Menunggu momen yang pas.
Pembaca rutin Happy Wednesday mungkin ingat, saya pernah menulis tentang bagaimana ZEV akan terus dipaksakan di negara-negara progresif soal alam. Negara-negara Scandinavia akan memaksakan duluan. Seperti Norwegia yang akan memaksakan itu mulai 2025 ini. Negara-negara Eropa lain ada yang akan memulai pada 2030, 2035, atau 2040.
Kebijakan yang kemudian dibalas dengan iklan oleh General Motors (GM) di Amerika, yang dalam waktu dekat akan beralih seratus persen memproduksi kendaraan bebas emisi. Iklan itu seolah menggambarkan Amerika marah, tidak mau kalah dengan negara-negara lain.
Waktu iklan itu keluar, pertanyaannya tentu jelas: Kapan Amerika memaksakan ZEV, melarang penjualan mobil memakai bahan bakar minyak. Belum ada tanda-tanda ketegasan kapan. Menteri Transportasi Pete Buttigieg menyebut akan melakukan program mendorong infrastruktur untuk mobil listrik, tapi timeline-nya belum tegas.
Semua tentu menunggu Amerika. Negara yang benar-benar bergantung pada mobil. Yang pernah tinggal di Amerika pasti sadar, bakal mampus kalau tidak punya mobil. Negara yang punya kultur road trip, ke mana-mana naik mobil.
Kapan? Sekarang, jawabannya sudah muncul. Tepatnya pada 25 Agustus lalu. Negara bagian California jadi yang pertama mengumumkan regulasinya. Memaksakan pelarangan penjualan kendaraan berbahan bakar minyak.
Kapan? Caranya bertahap. Pada 2026, 35 persen kendaraan yang dijual sudah harus ZEV. Pada 2030, naik jadi 68 persen. Lalu, pada 2035, 100 persen kendaraan yang dijual harus ZEV. Pada 2035, sama sekali tidak boleh ada penjualan mobil berbahan bakar minyak baru.
”Kita bisa menyelesaikan krisis iklim ini kalau kita fokus melakukan langkah-langkah besar dan berani untuk memangkas polusi,” begitu pernyataan Gubernur California dari Partai Demokrat, Gavin Newsom.
Untuk mendorong itu, negara bagian itu akan mengucurkan dana USD 10 miliar untuk proses transisinya. Agar warga California bisa dengan lebih mudah, dan lebih murah, membeli mobil listrik.
Bagi yang tidak paham seberapa besar dampak kebijakan California ini, saya ingin memberi gambaran dulu tentang seberapa penting California bagi Amerika secara keseluruhan. California itu lebih dari sekadar tempat di mana Hollywood berada. California itu adalah negara bagian kunci.
Total ada 50 negara bagian di Amerika. California adalah negara bagian dengan ekonomi terbesar, mencapai hampir 15 persen dari seluruh negara. Kalau California itu negara merdeka, maka California adalah negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia. Di bawah Jerman, di atas India.
Dan untuk menuju 100 persen ZEV, California sudah melangkah mantap ke sana. Tahun ini, total penjualan kendaraan listrik atau hybrid di California sudah mencapai angka 16 persen.
Ketika negara bagian ”terbesar” berani mengambil langkah besar, maka negara-negara bagian lain akan lebih mudah mengikutinya. Kabarnya, 17 negara bagian lain sudah siap-siap ikutan langkah California. Termasuk New York, Washington (kota terbesar Seattle), dan Massachussets (kota terbesar Boston).