Secara perlahan, para aktivis Uighur bisa mengampanyekan perjuangannya untuk mendapatkan keadilan melalui media sosial hingga mendapatkan perhatian publik Turki dan dunia seperti saat ini. Termasuk adanya atensi dari organisasi hak asasi manusia (HAM) pada Juni 2020.
Di Istanbul, kata dia, orang-orang Uighur kini berhimpun dalam grup yang dinamai korban kamp konsentrasi. Setelah semakin kuat dan mendapatkan perhatian dunia, pihaknya bisa menyuarakan suaranya melalui unjuk rasa di depan Konsulat Jenderal China dan Kedutaan Besar China.
Tidak hanya berjuang melalui kampanye di media sosial. ”Perlahan-lahan, sekarang saya pikir itu baik lebih baik dari sebelumnya,” ucapnya.
Sejak tiga tahun ke belakang di Turki, Jevlan melakukan banyak kegiatan untuk menyuarakan dan memperjuangkan nasib orang-orang Uighur dan tidak akan pernah berhenti.
Langkah berikutnya, dia ingin melebarkan perjuangannya ke negara-negara Eropa lainnya. Termasuk ke Amerika Serikat melalui rekannya yang lain. ”Saya sedang mempersiapkan ini,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, kelompok korban kamp konsentrasi juga mengirimkan pengacara untuk menyampaikan aduan yuridis tentang nasib orang-orang Uighur ke Konsulat Jenderal China dan Kedutaan Besar China. ”Kami terus berjuang dengan cara yang berbeda,” ujarnya.
Sejak tiga tahun yang lalu, kata dia, organisasi Uighur di dunia bekerja sama dengan organisasi HAM, terus mengampanyekan tentang kondisi orang-orang Uighur.
Seperti kampanye di Amerika Serikat dan Jerman. Bahkan organisasi tersebut juga menghubunginya untuk menceritakan kisahnya di Turki.
”Mereka juga mencoba membantuku, mengenalkanku ke beberapa jurnalis internasional, untuk membiarkan mereka (media) memublikasikan kisahku,” ujarnya.
”Saya mendapatkan bantuan dari beberapa organisasi Uighur dan terkadang mereka melakukan advokasi dan terkadang organisasi yang berbeda menyuarakan tentang ibu saya di tempat yang berbeda,” tambahnya.
Jevlan berharap organisasi HAM terus mengulurkan bantuan. Dia, ibunya dan orang-orang Uighur lainnya selalu menantikan pendampingan dari organisasi tersebut.
BACA JUGA: Baru 5 Hari Tayang, Pengabdi Setan 2 Raup Rp 15 Miliar dan Puncaki Box Office Malaysia
”Saya telah mengajukan petisi saya ke Amnesty International dan kelompok kerja PBB,” tuturnya.
Dia meminta organisasi HAM turut membantu mencari keberadaan ibunya dan mempertanyakan kasusnya kepada otoritas China. (snd)