Ketika Mataram diserang oleh Trunojoyo dari Madura, kedua putra mahkota diselamatkan Trunojoyo 1667. Amangkurat terusir dari kerajaan dan wafat di Tegalwangi.
Dua orang putera mahkota Cirebon dibawa Trunojoyo dan dibebaskah Pangeran Wangsakerta. Adik dari Martawijaya dan Kertajaya.
Pangeran Wangsakerta meminta bantuan dari Sultan Ageng Tirtayasa yang juga masih kerabat dari Cirebon.
Dua-duanya demi menghindari perpecahan, kemudian diangkat sebagai sultan. Tetapi, ada satu peristiwa yang tidak banyak diketahui orang.
BACA JUGA: Ugal-Ugalan Saat Naik Motor Sambil Mabuk, 3 Pemuda Diamankan Maung Galunggung
Yakni, ibu dari Martawijaya dan Kartawijaya ternyata berbeda. Ibu dari Sultan Anom atau Kartawijaya dari Banten. Sementara ibu dari Martawijaya berasal dari Mataram.
”Versi yang lain menyebutkan sama. Tetapi kita punya referensi berbeda, terkait ibu dari putra mahkota ini,” katanya.
Sultan Ageng Tirtayasa waktu itu menghendaki putra mahkota adalah Kartawijaya. Sementara Pangeran Wangsakerta karena tidak mau ada perpecahan, meminta keduanya dinobatkan.
”Jadi tidak sesederhana bahwa Anom itu muda dan Sepuh itu tua,” jelas Farihin.
BACA JUGA: Haul Pondok Buntet, Airlangga Minta Doa Agar Mampu Jaga Tren Positif Perekonomian
Demikian kisah dari Keraton Cirebon yang terbagi jadi 2 yakni Keraton Kasepuhan dan Kanoman yang kemudian terbali lagi dan kini ada 4 keraton. (Radarcirebon.com)