JAKARTA, RADARTASIK.COM- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) merencanakan mulai tahun depan atau tahun 2023, 80 persen layanan pertanahan sudah bisa dilakukan secara elektronik atau digital.
Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Suyus Windayana menyatakan, saat ini sudah sekitar 50 persen layanan pertanahan dilakukan secara digital.
Dengan jumlah tersebut saja sudah berdampak positif pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian ATR.
BACA JUGA:MUI Jatim: Paylater Tidak Haram Asalkan...
"Selama pandemi PNBP kita tidak berkurang selama dua tahun. Meski secara jumlah transaksi berkurang, tetapi nilainya tetap tinggi," kata Suyus, Jumat 5 Agustus 2022.
Menurut Suyus, transformasi digital bisa mereduksi celah-celah kasus mafia tanah yang selama ini mencari celah lewat pemalsuan dokumen analog.
"Saya harapkan, tahun depan itu 80 persen layanan sudah bisa dilakukan secara elektronik. Dengan begitu kita tidak akan menemukan masalah-masalah seperti sebelumnya," ujarnya.
BACA JUGA:Manajer Artis Terkenal Ditangkap Polisi Karena Konsumsi Narkoba
BACA JUGA:Jessica Iskandar Mengaku Sakit Hati Ayahnya Dilarikan ke Rumah Sakit Gara-gara Persoalan Ini
Sementara itu, Himawan Arief Soegoto selaku Sekretaris Jenderal Kementerian ATR menambahkan, di lingkungan Kementerian ATR sudah mulai melakukan transformasi digital, salah satunya dengan digitalisasi dokumen dan warkah pertanahan.
Menurutnya, manfaat dari digitalisasi ini sudah langsung dirasakan oleh Kementerian ATR dengan tingginya jumlah transaksi yang terjadi. Proses layanan atau transaksi dari Hak Tanggungan semester ini sudah lebih dari Rp460 triliun.
Itu sebagai pinjaman yang bisa mendapatkan efek multiplier yang sangat besar terhadap dunia usaha dalam penciptaan lapangan kerja.
BACA JUGA:5 Tuntutan Nakes Honorer Saat Demo di Gedung Sate
"Jadi kalau satu tahun mungkin bisa lebih dari Rp1.000 triliun yang ditransaksikan dengan menggunakan tanah sebagai kolateral, ini peran kita semua agar pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik. Kami sadar kalau kami lambat akan menghambat dunia usaha," ujarnya.