BANDUNG, RADARTASIK.COM— Polda Jawa Barat terus mendalami kasus bullying kepada seorang murid SD di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Saat ini, Polda Jabar menyelidiki potensi keterlibatan orang dewasa dalam kasus bully murid SD di Tasikmalaya hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo, meski belum ada laporan dari keluarga korban, pihaknya bakal menindaklanjuti kejadian tersebut.
BACA JUGA: Polda Jabar Turunkan Tim ke Tasikmalaya, Mendalami Kasus Bully Murid SD, 15 Saksi Telah Diperiksa
“Jadi, semua nanti akan berusaha kami perjelas, karena sampai sekarang belum ada laporan dari pihak korban atau pihak keluarga,” kata Ibrahim Tompo dikonfirmasi JPNN,com, Minggu 24 Juli 2022.
Maka dari itu, kata Ibrahim Tompo, pendalaman kasus melalui penyelidikan penting dilakukan untuk mengklarifikasi dan memperjelas peristiwa yang terjadi. Terlebih dugaan pelaku masih di bawah umur, sehingga perlu kehati-hatian dalam menyelidikinya.
“Tetapi kami lakukan pendalaman untuk menyelidiki atau melakukan klarifikasi untuk bisa memperjelas peristiwa atau kejadian tersebut,” tutur dia.
BACA JUGA: KPAT Kampanye Stop Bullying: Luka Fisik Bisa Diobati, Tapi Luka Batin tak Terlihat
Untuk mendapatkan penjelasan yang utuh, Ibrahim Tompo menjelaskan, pihaknya sudah memeriksa 15 orang saksi untuk dimintai keterangan,
Adapun salah satu pihak yang dimintai keterangan adalah pihak keluarga korban.
Selain itu, pihaknya juga mencari penyebar video yang menyebabkan rekaman itu viral di media sosial.
BACA JUGA: Ibu-Ibu Kampanye STOP Bullying dan Perundungan Anak di Taman Kota
“Semuanya akan kami telusuri, jadi, memang kami harus kerja dengan tahapan,” ujarnya.
“Kami perjelas dulu tentang adanya peristiwa tersebut, kemudian kami akan lihat apakah ada pidana atau tidak di dalamnya, termasuk pembuatan video. kemudian potensi yang lain sehingga upload di medsos,” jelasnya.
LPA Jawa Barat Menerima Banyak Laporan