KPAT Kampanye Stop Bullying: Luka Fisik Bisa Diobati, Tapi Luka Batin tak Terlihat

KPAT Kampanye Stop Bullying: Luka Fisik Bisa Diobati, Tapi Luka Batin tak Terlihat

KOTA TASIK, RADAR TASIK - Sudah menjadi hal biasa anak-anak berselisih. Namun bully dan perundungan itu adalah sikap premanisme yang harus dihentikan, diedukasi, diantisipasi jangan acuh, apa lagi didiamkan karena akan merusak mental generasi bangsa.

Itulah yang mendasari Koalisi Peduli Anak Tasikmalaya (KPAT) harus mengapanyekan Stop Bullying dan turun ke jalan.

Berkaca dari kasus di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya baru-baru ini, seorang anak kecil dipaksa bersetubuh dengan kucing oleh teman-temannya.

Kemudian meninggal karena menderita psikis dan mental, akibat videonya menyebarkan di medsos.

BACA JUGA:KPAID Kabupaten Tasikmalaya Lapor Polisi Soal Dugaan Kasus Perundungan Bocah SD 

"Maka kami melakukan kampanye stop bullying di Taman Kota dengan kampanye damai kepada masyarkat Kota Tasikmalaya dan sekitarnya," ujar inisiator kampanye, Direktur Taman Jingga, Ipa Zumrotul Falihah.

Bullyng menurutnya bisa terjadi karena 2 hal. Yaitu dalam bentuk kata-kata verbal hujatan, penghakiman dan lainnya.

Sedangkan di dunia maya dengan mengedit foto temannya dengan gambar binatang.

"Ini mata rantai yang harus diputus. Kita sebagai orang dewasa yang harus mengedukasi dengan menjadi teladannya dan mengingatkannya," terangnya.

BACA JUGA:Bocah SD Meninggal, KPAID Kabupaten Tasik Sebut Sempat Jadi Korban Bully

Sebelum fenomena di Singaparna, kasus bullying sudah sangat meresahkan karena rata-rata yang menyaksikan bullying 80 persen tak peduli, cuek, apatis, diam dan menjadi normalisasi dianggap hal biasa.

"Padahal menjadikan luka batin bagi para korbannya yaitu anak-anak. Anak-anak itu harus dijaga secara fisik, mental dan batinnya. Luka fisik bisa diobati, tapi luka batin tak terlihat," tambahnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mencegah dan mengedukasi soal bullying, dan tidak menganggap enteng. Masyarakat idealnya memiliki kepekaan dan peduli terhadap persoalan ini. 

Para peserta kampanye ini, membentuk Koalisi Peduli Anak Tasikmalaya (KPAT) yang terdiri dari belasan komunitas seperti Taman Jingga, FPPI DPC kota Tasikmalaya, CWS UNSIL, Konde Sartika, Geram UNSIL, BEM FE UNSIL, Siliwangi sport UNSIL, IGRA Kota Tasikmalaya, KOHATI Kota Tasikmalaya, KOPRI Kota Tasikmalaya, HIMA HTN IAIT, HIMA PUI Kota Tasikmalaya, LBH IAIT, Tasik Community Koes Plus dan lain sebagainya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: