Kasus DBD di Kota Tasik Sudah Hampir Merata, Waspadai Tempat-Tempat yang Tak Disangka Tumbuh Jentik Nyamuk

Sabtu 16-07-2022,08:00 WIB
Editor : Usep Saeffulloh

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM--  Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra menjelaskan, sebaran DBD sampai saat ini hampir merata di setiap wilayah Kota Tasikmalaya.

Kecamatan Tawang mendominasi angka dengan capaian kasus 170 pasien. Tingginya kasus DBD di Kota Tasikmalaya disebabkan berbagai faktor. Terutama pola hidup bersih dan sehat masyarakat.

“Warga terkadang lengah membiarkan nyamuk berkembang biak. Tempat-tempat yang tidak disangka seperti air di belakang kulkas atau air minum untuk burung jadi tempat berkembang biak jentik nyamuk, tidak pernah dibersihkan,” jelas Asep.

BACA JUGA: Waspada! Kasus DBD di Kabupaten Tasik Meningkat, di Kota Tasik Kasusnya Jauh Lebih Banyak Lagi

Maka dari itu, ia meminta warga lebih peduli dengan lingkungan agar tetap terjaga dengan bersih. Termasuk bergotong royong membersihkan bersama warga dan tetangga, memberantas sarang nyamuk.

Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus DBD, Dinas Kesehatan membuka layanan kesehatan terutama DBD selama 24 jam pusat layanan kesehatan. “Iya ini butuh penanganan cepat. Ketika ada gejala harus langsung ditangani,” ujar dia. 

Dalam kesempatan berbeda, Komisi Bidang Kesehatan, Perlindungan Anak dan Pengasuhan Alternatif Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Tasikmalaya Shita Nur Yuliana pun medesak Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerja ekstra dalam mengedukasi warga soal DBD.

BACA JUGA: Kasus Kematian karena DBD di Kota Tasik Jadi 21 Orang, Tertinggi di Kelurahan Ini

Menurutnya sosialisasi dan edukasi secara massif masih harus digalakkan. Meski selama ini dinas terkait sudah rutin melakukan melalui kader-kader kesehatan dan puskesmas setiap wilayah.

“Namun, kasus masih terus berjatuhan dan angka kematian anak begitu tinggi akibat penyakit ini. Jadi jangan dikendurkan untuk edukasi dan ingatkan warga supaya antisipasi kenaikan kembali risiko kasus sampai dengan kematian,” ujarnya kepada Radar Tasikmalaya, Jumat 15 Juli 2022.

Menurutnya, meski dinas sudah menyiagakan alat pengecekan cepat di setiap rumah sakit, antisipasi juga bisa dilakukan melalui edukasi dan pembagian obat abate. Supaya, warga tidak harus tertangani saat mengunjungi fasilitas kesehatan, namun bisa mengantisipasi mulai dari aktivitas sehari-hari di rumah dan lingkungan.

“Supaya kita yang sudah terlanjur banyak kasus kematian ini bisa menekan risiko kasus baru. Curah hujan masih berlangsung, maka sangat dimungkinkan penyebaran jentik terjadi secara kontinyu,” khawatir Shita.

KPAD sendiri, kata dia, dalam waktu dekat bakal mendorong dinas supaya sosialisasi kembali secara masif. Pihaknya juga bakal melakukan penyuluhan ke beberapa titik yang disinyalir memiliki risiko tinggi dalam menyumbang kasus DBD.

“Karena peran orangtua sangat penting, pertama kebersihan rumah dan lingkungannya. Jangan sampai ada genangan atau sarang nyamuk DBD di lingkungan rumah mau pun sekolah. (igi)

Kategori :