Guru Harus Terampil Menulis Jurnal

Senin 30-05-2022,07:40 WIB
Editor : Andriansyah

RADARTASIK, TASIKMALAYA - Membantu mewujudkan Kota Tasikmalaya menjadi Kota Literasi, Kelompok Kerja Guru (KKG) Letnan Harun, Sakarembong dan Santana di Kecamatan Bungursari menggelar kegiatan Peningkatan Kompetensi Berkelanjutan (PKB) dengan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Guru Menulis Karya Ilmiah Populer. Kegiatan yang menunjang Merdeka Belajar tersebut dilaksanakan di SDN Sukamulya 27-30 Mei 2022. 

Ketua Pelaksana Diklat Guru Menulis A Heru Sujud SPd menyebutkan, sebanyak 190 guru dari 17 SD se-Kecamatan Bungursari mengikuti Diklat Menulis, Tulisan Ilmiah Populer dalam Rangka Menunjang Merdeka Belajar. Dengan pemateri dari Kepala Seksi Pembinaan Guru dan Tenaga Pendidikan PAUDNF dan SD Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Kendra Rodiyansah SPd, Pemakalah Terbaik Nasional Irvan Krisrivan MPd, Direktur PT Gema Mitra Abatasa Tatang Rudiana Al-Ghifari.

”Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru agar mampu berliterasi membuat karya tulis ilmiah populer. Karena selama ini guru hanya berfokus di penelitian tindakan kelas (PTK), jarang ada yang membuat karya tulisan populer,” katanya kepada Radar, Jumat (27/5/2022).

Sambung ia, saat ini guru dicoba dibukakan wawasannya tidak hanya PTK saja. Bersama KKG Sakarembong, KKG Santana, KKG Letnan Harun terus melakukan motivasi bagaimana guru mampu melihat sudut pandang lebih luas, yang arahnya dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam menulis karya ilmiah populer.

BACA JUGA: Empat Pilar Kebangsaan Penting untuk Siswa

“Saya mengamati dalam karya tulis ilmiah populer tersebut di Kecamatan Bungursari belum terlalu kelihatan, karena selama ini fokus penelitian tindakan kelas dipakai internal saja. Harapannya kalau guru-guru buat PTK mesti dikembangkan lagi agar layak menjadi karya tulis ilmiah populer yang lebih bermanfaat yakni dapat dipublikasikan,” ujarnya.

Untuk jangka panjang, setelah berhasil melakukan Diklat Guru Menulis ini ada banyak karya tulis ilmiah. Nanti pihaknya membuat jurnal yang tidak hanya dikonsumsi sekolah saja tetapi bisa diterima oleh sekolah lainnya dan bahkan masyarakat. 

“Targetnya saat ini baru sampai guru mempunyai tulisan karya tulis ilmiah populer saja. Kalau sudah terbiasa ada rencana terpublikasi di jurnal,” katanya.

Selain itu, kegiatan Diklat ini bagian untuk menggenjot pengem­bangan diri guru baru yang berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) lebih mak­simal wajib pe­ngem­bangan diri. 

BACA JUGA: 3.000 Siswa PAUD Ikut Lomba Kreativitas di Mayasari Plaza

Ketua Kelompok Kerja Kepala Se­kolah (K3S) Ke­camatan Bu­ngur­sari Yayan Kar­tiyan SPd MPd me­nyampaikan, ha­rapannya kegiatan ini menjadi mo­tivasi bagi guru-guru di Kecamatan Bungursari agar gemar me­nu­lis. De­ngan be­gitu, dapat me­ning­katkan guru dalam pengembangan ke­profesian ke­berlanjutan ter­sebut, salah satunya penambahan penilaian angka kredit.

“Adanya Diklat ini para guru ter­motivasi gemar me­nulis dan bisa juga menambah penilaian angka kre­­ditnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, adanya gerakan guru menulis di Kecamatan Bungur­sari nantinya bisa men­dorong apa yang dicanangkan Wali Kota Tasik­malaya yakni Kota Literasi. Minimalnya guru yang memiliki atau mempunyai ke­ah­lian menulis berarti sudah mem­baca lebih awal, sehingga dapat memotivasi siswa untuk membaca. 

“Terlebih saat ini, sudah ber­jalan program pembiasaan ber­literasi di sekolah. Mudah-mudahan men­du­kung arah Kota Tasikmalaya men­jadi Kota Literasi,” katanya. (riz)

Kategori :