BMKG Sebut Suhu Panas Akhir-akhir Ini Bukan Termasuk Gelombang Panas

Jumat 13-05-2022,18:20 WIB
Editor : Radi Nurcahya

Radartasik, JAKARTA – Apakah dalam beberapa hari terakhir ini, kita merasakan cuaca yang terasa sangat panas pada siang hari dan rasa gerah pada malam hari? Jika iya, berarti tubuh anda dalam kondisi normal. 

Pasalnya berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memang dalam beberapa hari kebelakang suhu udara di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Tasikmalaya tengah naik. 

BACA JUGA:Nah Loh! Pemerkosa ABG di Toilet Masjid Ini Malah Dibawa ke Rumah Sakit Jiwa, Kok Bisa

Berdasar data suhu maksimum harian per 9 Mei 2022 yang tercatat di BMKG, suhu udara terukur dengan kisaran 34–36,1 derajat celsius di sejumlah wilayah. Antara lain, Ciputat; Jakarta; Bogor; Depok; Tangerang; Bekasi; Kertajati, Jawa Barat; Tegal, Jawa Tengah; Kalimarau, Kalimantan Utara; Sentani, Papua; Palu, Sulawesi Tengah; hingga Kupang, Nusa Tenggara Timur. 

Sedangkan untuk suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat celsius terjadi di wilayah Tangerang, Banten, dan Kalimarau, Kalimantan Utara.

”Umumnya di Jabodetabek, dengan suhu kisaran 35–36 derajat Celsius,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Kamis (12/05/2022) seperti dilansir jawapos.com.

BACA JUGA:Sopir Truk Pengangkut Miras yang Tewaskan Pemotor di Gentong Ditahan Polisi

Kendati suhu udara tengah naik, Guswanto memastikan, kondisi yang terjadi tersebut bukan fenomena gelombang panas atau heat wave. Namun hanya cuaca panas yang masuk variabilitas panas terik.

"Tak ada istilah heat wave di wilayah Indonesia. Terlebih jika melihat terminologi gelombang panas menurut WMO, yang artinya fenomena kenaikan suhu panas di permukaan bumi yang terjadi hingga 5 derajat atau lebih dari kondisi normal. Lalu, kenaikan itu terjadi dalam kurun beberapa hari berturut-turut, " paparnya. 

BACA JUGA:Ada-ada Saja, Tak Kunjung Diberi Cucu, Mertua Gugat Menantu dan Anaknya Rp9 Miliar

Guswanto mengatakan biasanya fenomena gelombang panas terjadi di wilayah lintang menengah/tinggi di sekitar Benua Eropa atau Amerika Serikat. Kondisi tersebut, sambungnya, dipicu oleh dinamika atmosfer di wilayah lintang menengah seperti adanya front atau desakan massa udara yang lingkupnya sangat luas.

”Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia berbeda, di mana kondisi suhu panas yang cukup terik merupakan salah satu fenomena cuaca. Dan ini terjadi pada periode-periode pancaroba,” jelasnya.

Kategori :