Pedagang Pasar Burung Kota Tasik Minta Rehab Bangunan

Pedagang Pasar Burung Kota Tasik Minta Rehab Bangunan

TASIK — Pedagang Pasar Burung Cikurubuk, memimpikan pasar burung sebagai destinasi wisata dan bisnis yang memikat pelancong atau para kolektor dan pehobi burung. Gambarannya seperti Pasar Burung Sukahaji, Bandung, yang memiliki lokasi di pinggir jalan sehingga tak sulit bagi peminat luar kota untuk berburu burung yang dijual sangat bervariasi.


Mimpi para pedagang Pasar Burung Cikurubuk ini dilatarbelakangi dengan kondisi fisik bangunan yang kini memprihatinkan. Mulai bumbungan bangunan, atap bolong, kayu lapuk, tembok berlubang, bahkan ada di antaranya yang atap kiosnya ambruk.

Ketua Perkumpulan Pedagang Pasar Burung Cikurubuk (PPBC) Kota Tasikmalaya Heri Susanto ST mengatakan, penyewa kios mulai bingung dengan kondisi bangunan yang dianggap tidak layak huni. Namun di sisi lain, pedagang dituntut kebutuhan harian yang tak bisa ditawar, sehingga memaksa mereka tetap berjualan di lokasi tersebut.

”Mereka kelimpungan mau minta rehab kesiapa? Kalau dari pengelolaan Pasar Cikurubuk belum ada merespons,” katanya kepada Radar, Minggu (9/5/2021).

Seingat Heri, pada 2012 ada rehab saat adanya Perusahaan Daerah (PD) Pasar Resik.

“Waktu itu, pembangunan tidak melihat kondisi yang didahulukan. Mestinya dulu yang pas direhab adalah Blok G 53 yang sudah parah,” ujarnya.

Hal ini juga dirasakan penyewa kios di Blok G No 49 unit 442 dan nomor 51 unit 444, Ilyas Sugih (63). Menurutnya, selama 22 tahun menempati kios tersebut, ia merenovasi dengan uang pribadinya.

“Pengelola Pasar Burung Cikurubuk belum ada itikad merehab. Padahal setiap bulannya saya membayar retribusi lima puluh enam ribu,” ujarnya.

Penyewa Blok 53 Opik Somantri alias Asep Marmot (36) juga mengeluhkan hal yang sama. Kios yang disewanya pernah ambruk total tahun 2006 silam. Padahal waktu itu sedang aktif berjualan.

“Sudah lama diminta perbaiki hingga sekarang masih terabaikan,” keluhnya. “Harapannya ingin tempat yang layak sehingga aman untuk berdagang,” tambahnya.

Kepala UPTD Pasar Resik I Udin mengakui beberapa kios di Pasar Burung Cikurubuk belum mendapat rehab. “Dari dulu juga belum ada renovasi,” ujarnya.

Ia tidak mengetahui kapan terakhir adanya renovasi kios. Namun saat ini sudah ada usulan melalui program pembenahan bangunan dari Kementerian Perdagangan.

“Kalau usulan mah sudah ke Kementerian Perdagangan. Cuman keburu Covid-19 banyak anggaran yang direfokusing,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: