Hiswana Migas Pastikan Gas Subsidi di Garut Aman Selama Ramadan
Reporter:
andriansyah|
Senin 12-04-2021,07:30 WIB
TAROGONG KALER — Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) memastikan pasokan gas elpiji ukuran 3 kilogram aman selama Ramadan dan Idul Fitri.
“Untuk pasokan (gas elpiji) dipastikan aman. Karena di bulan Ramadan ini kita melakukan ekstra droping,” ujar Humas Hiswana Migas Kabupaten Garut Evi Hartaz Alvian kepada wartawan, Sabtu (10/4/2021).
Menurut dia, selama Ramadan, Hiswana Migas akan melakukan ekstra droping sebanyak 116 ribu tabung dari kebutuhan biasanya yang mencapai 1.604.306 tabung per bulan. ”Dari hasil perhitungan, selama Ramadan ini ada penambahan sekitar 116 ribu tabung menjadi 1.720.306 tabung,” katanya.
Evi menegaskan penambahan stok gas subsidi itu untuk memastikan kepada masyarakat tidak akan terjadi kelangkaan atau sulit mendapatkan gas untuk kebutuhan memasak dan keperluan usaha lainnya saat Ramadan. ”Kita tambah pasokan gas, karena bulan puasa permintaan gas subsidi ini bisa mencapai 200 persen,” terangnya.
Evi menerangkan, penambahan pasokan gas hanya untuk kebutuhan April atau selama Ramadan. Sementara untuk kebutuhan Hari Raya Idul Fitri, pihaknya masih melakukan perhitungan.
PT Pertamina, kata Evi, pada H-7 dan H+7 Hari Raya Idul Fitri sudah memperhitungkan tingkat kebutuhan masyarakat dan sudah disiapkan stoknya, sehingga masyarakat diimbau tetap tenang dengan ketersediaan gas subsidi di pasaran. Bahkan di tahun 2021, PT Pertamina telah menambah stok reguler gas subsidi dari sebelumnya 17 juta tabung menjadi 19 juta tabung atau ada kenaikan sebanyak 2 juta tabung di tahun 2021.
“Kenapa ada penambahan dari 17 juta tabung menjadi 19 juta tabung per tahun? Itu karena memang ada penambahan terhadap agen lama dan adanya agen baru, di tahun 2020 kurang lebih ada 36 agen, di tahun 2021 sekarang ada 39 agen,” ujarnya.
Lebih lanjut Evi menjelaskan bahwa kebutuhan gas bersubsidi di Kabupaten Garut sebetulnya sudah sesuai dengan data masyarakat pra sejahtera berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Namun masalahnya, pasokan gas elpiji 3 kg itu tidak hanya dinikmati masyarakat pra sejahtera saja, melainkan diperebutkan seluruh masyarakat kurang lebih sebanyak 2,5 juta orang.
Evi mengimbau agar masyarakat mampu di Kabupaten Garut untuk tidak lagi menggunakan gas bersubsidi 3 kg. Karena dalam aturannya sudah jelas bahwa gas bersubsidi hanya untuk masyarakat miskin (pra sejahtera).
“Dasar hukumnya, terdapat di Undang-Undang nomor 20 tahun 2008, Peraturan Menteri ESDM nomor 26 tahun 2009 maupun Peraturan Presiden nomor 104 tahun 2007 bahwa gas elpiji 3 kg itu hanya untuk masyarakat miskin,” paparnya. (yna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: