Peternakan Terpadu Bernilai Edukasi Dibangun di Panjalu Ciamis, Target Dibuka 2027

Rektor Universitas Galuh (Unigal) Ciamis, Prof. Dr. Dadi, M.Si melakukan penanaman pohon di lahan Nunia Integrated Farming (NIF), Minggu 8 Juni 2025. rezza rizaldi / radartasik.com--
CIAMIS, RADARTASIK.COM – Konsep pertanian dan peternakan terpadu atau Integrated Farming tengah dikembangkan di Dusun Banjar, Kecamatan Panjalu, Kabupaten CIAMIS, tepatnya di kawasan kaki Gunung Sawal.
Nunia Integrated Farming (NIF) yang digagas oleh Asep Dadang ini dirancang tidak hanya sebagai kawasan produktif, namun juga sebagai pusat eduwisata berbasis lingkungan dan kearifan lokal.
Dalam kunjungan Minggu 8 Juni 2025 yang dihadiri kalangan akademisi, Rektor Universitas Galuh (Unigal) Ciamis, Prof. Dr. Dadi, M.Si menyampaikan apresiasinya terhadap pengembangan kawasan tersebut.
“Saya bergembira bisa datang ke lokasi ini. Konsep integrated farming ini diharapkan mampu memberikan daya dukung terhadap lahan dan menjaga keseimbangan lingkungan,” ungkapnya.
BACA JUGA:Pemkab Tasikmalaya Siapkan Evaluasi ASN, Bupati: Belum Ada Kinerja Sangat Baik
"Saya titip agar lahan ini tetap dijaga, jangan terlalu banyak yang dibangun terutama ruang terbuka hijaunya. Alam ini harus tetap bisa dinikmati anak cucu kita," pesannya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi Unigal, Dr. H. Yusup Iskandar, SE., MM menambahkan, kawasan NIF juga mengedepankan aspek konservasi dan penghijauan.
“Alhamdulillah hari ini kita berada di Kecamatan Panjalu, khususnya di Nunia Integrated Farming yang berencana membuka peternakan secara terintegrasi. Kami juga melakukan penanaman pohon seperti durian, muncang, lengkeng, manggis, dan lainnya. Saya secara simbolis menanam pohon muncang, yang bagus untuk penyerapan air dan menyuburkan lahan kering. Daunnya pun bisa menjadi pupuk, jadi punya nilai ekonomi,” jelasnya.
Owner Nunia Integrated Farming, Asep Dadang, menjelaskan bahwa konsep pertanian dan peternakan terintegrasi yang dibangun mengusung keterkaitan antar semua unsur yang ada.
BACA JUGA:Joey Pelupessy, Busquets-nya Timnas Indonesia untuk Meredam Agresivitas Jepang
“Di sini, semua jenis hewan ternak disatukan dalam satu sistem yang saling berhubungan. Contohnya tanaman jagung, buahnya untuk unggas, daunnya untuk domba atau sapi, dan kotorannya untuk pupuk tanaman. Kolam ikan pun terhubung, karena airnya digunakan untuk menyiram tanaman. Semua saling menyambung,” terang Asep.
Saat ini, pengembangan lahan yang memiliki luas sekitar 5 hektare itu sudah mencapai 50 persen.
Penanaman dilakukan bertahap, agar proses panen dan tanam bisa berjalan berkesinambungan.
Di tahap selanjutnya, NIF akan menghadirkan unsur edukasi dan wisata, atau eduwisata, agar bisa dikunjungi masyarakat umum, khususnya pelajar dan warga sekitar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: