Dalam Perspektif Neurosains, Puasa Tingkatkan Fungsi Otak dan Kekuatan Mental, Kepala BPOM Sebut QS Al-Baqarah

BACA JUGA: Polres Tasikmalaya Kota Sita Ribuan Petasan dan Knalpot Bising Selama Ramadan

Kedua, neurogenesis, yaitu regenerasi sel-sel saraf di otak yang menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati.

Saat berpuasa, otak mengalami proses otofagi, yaitu pembersihan sel-sel yang tidak berfungsi dengan baik. 

Proses ini melahirkan sel-sel baru yang lebih muda, sehingga otak menjadi lebih segar dan kemampuan mengingat pun meningkat.

Ketiga, neurokompensasi, yaitu mekanisme yang memungkinkan otak untuk tetap berfungsi optimal meskipun mengalami penuaan.

BACA JUGA: Polres Tasikmalaya Kota Sita Ribuan Petasan dan Knalpot Bising Selama Ramadan

Seiring bertambahnya usia, plastisitas otak cenderung menurun. Namun, dengan berpuasa dan melatih kebiasaan baik, otak dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerjanya.

Dengan kata lain, puasa membantu otak untuk lebih adaptif dan tangguh dalam menghadapi perubahan seiring waktu.

Pemahaman mendalam mengenai manfaat puasa ini dapat membuat seseorang semakin menyadari betapa besar dampak positifnya terhadap kesadaran spiritual, pengendalian diri, serta kesehatan fisik dan mental. 

Dengan demikian, puasa bukan sekadar ibadah, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.

BACA JUGA: 22 Link Pendaftaran Mudik Gratis 2025, Lengkap dengan Daerah Tujuan

Dalam kesempatan tersebut, Taruna Ikrar mengajak seluruh jamaah untuk menjalankan puasa dengan niat yang tulus, tidak hanya untuk memperoleh manfaat kesehatan, tetapi juga sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.

Dia menekankan bahwa puasa Ramadan memiliki manfaat luar biasa dalam membentuk pribadi yang lebih baik, cerdas dan bertakwa, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Sumber: