Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tingkatkan Keterampilan Ibu Hamil untuk Cegah Ruptur Perineum

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tingkatkan Keterampilan Ibu Hamil untuk Cegah Ruptur Perineum

Tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya saat mengedukasi ibu hamil di Kecamatan Tamansari, belum lama ini 31 Agustus 2024. istimewa--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Kematian ibu selama kehamilan dan persalinan menjadi salah satu indikator penting dalam menilai kesejahteraan masyarakat. 

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Indonesia mencatat 4.627 kematian ibu pada tahun 2020, meningkat dari 4.221 kematian pada tahun sebelumnya. 

Salah satu penyebab utama adalah perdarahan postpartum, yang sering kali disebabkan oleh atonia uteri dan ruptur perineum.

Untuk mengatasi masalah ini, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, melalui program pengabdian masyarakat pada 31 Agustus 2024 turun ke lapangan mengedukasi masyarakat.

BACA JUGA:Selain Pantai Berikut 6 Wisata Hits Pangandaran yang Menarik untuk Dikunjungi

Dipimpin Ketua Tim, Dita Eka Mardiani, SST., M.Keb, bersama Qanita Wulandara, SST., M.Keb, mereka mengadakan pelatihan pijat perineum dan senam kegel bagi ibu hamil di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.

"Pijat perineum dapat membantu meningkatkan elastisitas jaringan di sekitar perineum, sehingga mengurangi risiko ruptur selama persalinan," jelas Dita Eka Mardiani. 

Selain itu, senam kegel juga diajarkan sebagai upaya memperkuat otot dasar panggul, yang berperan penting dalam mendukung proses persalinan.

Menurut data dari Puskesmas Tamansari, pada tahun 2022, sebanyak 61% ibu bersalin di wilayah tersebut mengalami ruptur perineum, dengan mayoritas kasus terjadi pada primigravida. 

BACA JUGA:Tips Mudah Membuat Coffe Latte di Rumah, Hanya Dengan Dua Bahan Saja

Kondisi ini memicu ketidaknyamanan pada masa nifas dan menghambat mobilisasi ibu.

Program pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil dalam melakukan pijat perineum dan senam kegel, sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko ruptur perineum. 

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung program promosi kesehatan dan memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa serta pengembangan diri bagi dosen.

"Kami berharap dengan adanya program ini, ibu hamil dapat lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya, terutama dalam pencegahan ruptur perineum," tambah Qanita Wulandara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: