Akhir Program PMT: Tantangan Penanganan Ibu Hamil KEK di Tamansari Kota Tasikmalaya
Pokmas Sangkan Sehat Puskesmas Tamansari Kota Tasikmalaya menunjukkan hasil masakan PMT sebelum didistribusikan kepada ibu hamil KEK, Selasa 20 Agustus 2024. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang dikelola Puskesmas Tamansari akan berakhir pada akhir Agustus 2024.
Selama empat bulan terakhir, program ini bertujuan memastikan asupan gizi bagi ibu hamil yang berisiko.
Namun, penghentian program menimbulkan kekhawatiran terkait keberlanjutan pemantauan dan intervensi bagi para ibu hamil yang belum sepenuhnya pulih dari KEK.
Yanti Novianti Rahayu, Ketua Pokmas Sangkan Sehat Puskesmas Tamansari, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak dapat melakukan intervensi secara swadaya setelah program berakhir.
BACA JUGA:Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Mantapkan Pengawasan Jelang Pendaftaran Bakal Calon Pilkada 2024
"Kami tidak akan membiarkan jika sasaran belum tercapai," jelas Yanti saat ditemui di Dapur PMT Puskesmas Tamansari, Selasa 20 Agustus 2024.
"Namun, program ini merupakan inisiatif dari Kementerian Kesehatan, sehingga kami terbatas oleh anggaran dan target yang ditetapkan," sambungnya.
Menurut Yanti, setiap pekan dialokasikan anggaran sebesar Rp 6 juta untuk pembelian bahan makanan, termasuk honor bagi distributor. Biaya distribusi untuk setiap lokasi diperkirakan sebesar Rp 3.000 per sasaran.
Program ini menyasar ibu hamil di empat kelurahan, yakni Sukahurip, Setiamulya, Mulyasari, dan Setiawargi, dengan total 49 ibu hamil sejak awal program.
BACA JUGA:Muhammad Yusuf dan Hendro Nugraha Resmi Maju di Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya, Siap Daftar ke KPU
Saat ini, masih ada 34 ibu hamil dengan lingkar lengan atas (LILA) sekitar 22 cm, yang masih memerlukan perhatian khusus.
Sejak dimulainya program pada 3 Mei 2024, PMT telah menjangkau 200 sasaran, terdiri dari balita dan ibu hamil.
Namun, sejak 8 Juli, PMT untuk 142 balita dengan risiko gizi kurang telah dihentikan karena program tersebut sudah berjalan selama 48 hari.
Yanti menyatakan bahwa evaluasi menunjukkan adanya peningkatan berat badan pada balita yang menjadi sasaran PMT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: