Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kembangkan Desa Gen SIM di Manonjaya

Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kembangkan Desa Gen SIM di Manonjaya

Tim dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya mengembangkan Desa Gen SIM di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.-Radartasik.com-

Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kembangkan Desa Gen SIM di Manonjaya

TASIK, RADARTASIK.COM – Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya mengembangkan Desa Generasi Sehat Indonesia Maju alias Desa Gen SIM.

Pengembangan Desa Gen SIM melalui modifikasi bahan pangan lokal ini dilaksanakan di Desa Pasir Batang Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kegiatan ini sebagai bentuk Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Tim Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

BACA JUGA: Rekomendasi Laptop Murah untuk Bermain Genshin Impact Tanpa Lag Auto Rata Kanan, Murah Menurut Sultan!

Dosen pengabdi pada kegiatan ini adalah Sinar Pertiwi, SST, MPH sebagai ketua; Dr Meti Widya Lestari, SST, MKeb; Helmi Diana, SST, MKeb dan Sofia Februanti, SKep, Ns, MKep adalah sebagai anggota.

Sinar Pertiwi menjelaskan kegiatan pengembangan Desa Gen SIM melalui modifikasi bahan pangan lokal merupakan lanjutan penelitian sebelumnya.

”Bahan pangan lokal ini merupakan hasil penelitian saya sendiri yang dilakukan pada tahun 2022 dan 2023 yaitu olahan dari pakan tepung ikan nila dan ikan lele,” kata dia.

Mengapa Desa Pasir Batang dipilih sebagai lokasi pengabdian? Menurut dia, karena dari 10 desa di 4 kecamatan (Manonjaya, Salopa, Sukarame dan Taraju), di Desa Pasir Batang yang masih ditemukan kasus stunting.

BACA JUGA: Pemain-Pemain Persib Ini Dipertahankan Bojan Hodak dan Dipastikan Tidak Dijual, Kalau Febri Hariyadi?

Dengan rincian, pada periode Januari - Mei 2022, di Manonjaya ditemukan angka kejadian stunting 3 kasus, ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK) 10 kasus, ibu hamil dengan anemia 5 kasus dan cakupan ASI eksklusif baru 68%.

Berdasarkan penelitian, faktor utama penyebab kondisi tersebut adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil, ibu pasca-melahirkan dan ibu bayi dan tentang pentingnya nutrisi.

Faktor penyebab lainnya adalah kurangnya keterampilan ibu dalam mengolah menu lokal yang menjadi sumber makanan tinggi nutrisi dan kurangnya akses akan sumber bahan pangan tinggi nutrisi.

Secara kebetulan, tambah dia, di Desa Pasir Batang ada potensi berupa bioflok ikan yang dikelola oleh desa, peternakan ayam dan tumbuh-tumbuhan sebagai sumber nutrisi untuk makanan pendamping ASI (MPASI) seperti ubi dan labu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: