Diskusi ‘Tipis-Tipis’ dengan Jurnalis, Cheka Virgowansyah Ibaratkan Kota Tasikmalaya Seorang Gadis yang Kinyis

Diskusi ‘Tipis-Tipis’ dengan Jurnalis, Cheka Virgowansyah Ibaratkan Kota Tasikmalaya Seorang Gadis yang Kinyis

Cheka Virgowansyah diskusi dengan jurnalis Radar Tasikmalaya Group membahas arah pembangunan Kota Tasikmalaya, Kamis, 19 Oktober 2023, di studio Radar TV.-radartasik.com-

Salah satu konsekuensi dukungan ke politisi mereka dikategorikan sebagai warga yang harus menerima bansos.

Diskusi yang berlangsung di Studio Utama Radar TV, semakin mengerucut membahas tentang arah pembangunan Kota Tasikmalaya.

BACA JUGA:Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Sebut Spirit Perubahan Harus Ditularkan di Birokrasi

Cheka dalam diskusi itu didampingi dua kepala dinas (Kadis) yakni Kadis Kominfo Hanafi SH, dan Kadis Porabudpar Deddy Mulyana serta tim dua dinas tersebut.

Alur diskusi mengalir saja sambil makan siang nasi kotak yang sengaja Cheka bawa. Menunya ikan nila goreng dengan lalap sambal. Semua peserta diskusi lahap menyantapnya.

Cheka sambil makan berujar, ingin semua peserta diskusi memberi masukan dari sudut pandangnya masing-masing tentang Kota Tasikmalaya.

Poin diskusi yang membuat Cheka semakin antusias ketika tercetus tentang pentingnya ada mimpi kolektif masyarakat Kota Tasikmalaya.

BACA JUGA:Kenapa Prakiraan Cuaca Sering Meleset? Kepala BMKG Dwikorita Karnawati Ungkap Penyebabnya

Menurut Cheka tercetusnya tentang mimpi kolektif ini inside (masukan)  terbesar dari diskusi dengan para jurnalis Radar Tasik.

Bahasan mimpi kolektif  semakin menghangatkan diskusi ‘tipis-tipis’ siang itu.

Apalagi Cheka Virgowansyah sebagai ‘orang pusat’ yang ditugaskan ke Kota Tasikmalaya, bertekad ingin memberikan sesuatu yang bisa membuat pembangunan di Kota Tasikmalaya kepentingan dan arahnya Tasik banget.

Kota Tasikmalaya kata Cheka, harus bangkit mengejar berbagai ketertinggalan dari daerah lain di Jawa Barat maupun Indonesia.

BACA JUGA:Redmi Note 13 Pro Max HP Spek Dewa Apa Boleh Semurah ini? Berikut Spesifikasi dan Harganya

“Mohon maaf, di Tasikmalaya sudah ada sekolah sejak tahun 1908. Bandingkan dengan kampung saya di Sumatera, belum ada sekolah. Peradaban di Tasik sudah jauh lebih maju,” kata Cheka.

“Tetapi sekarang lihat bagaimana Palembang tol dimana-mana, pertumbuhan IPM tinggi. Kita mau diam saja?” tanya lelaki kelahiran Palembang, 19 September 1979 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: