Diskusi ‘Tipis-Tipis’ dengan Jurnalis, Cheka Virgowansyah Ibaratkan Kota Tasikmalaya Seorang Gadis yang Kinyis

Mengakhiri diskusi, Cheka mengingatkan kembali tentang mimpi kolektif.

Menurut Cheka, sekarang yang paling perlu dibuat acara-acara yang kemudian menyaring (mimpi kolektif) itu. 

“Bapeda akan meramunya (semua usulan) tayangkan, sampaikan, diuji di publik dan sebagainya. Oke setuju, itulah mimpi kolektif,” katanya.

“Kita tertinggal. Peradaban duluan, pintar duluan, tapi maju belakangan. Kalau sudah jadi mimpi bersama sudah indahlah. Masing-masing akan bekerja sesuai fungsinya,” yakin Cheka.

Dalam kesempatan itu Cheka memberikan contoh tentang Hologram Artificial Intelliegence (HAI) yang digagas Kominfo Kota Tasikmalaya.

Menurut Cheka HAI itu yang pertama adalah di Kota Tasikmalaya. Beberapa daerah seperti Kalimatan sudah mau menggunakannya juga.

Tapi tetap Kota Tasikmalaya memiliki nama. Sebab awal HAI di sini.

“Kita harus menjadi episentrum perubahan teknologi di Priangan Timur dan menerapkan program-program berteknologi agar pelayanan kepada masyarakat semakin mudah dan bermanfaat,” tegas Cheka.

Cheka merasa dari diskusi ini ada kawan untuk mewujudkan tekadnya mengabdi di Kota Tasikmalaya.

"Saya bisa kecanduan diskusi di Radar Tasik. Nanti kita agendakan lagi juga dengan aksi nyatanya," tukasnya.

Sekitar 1 jam 30.menit berdiskusi, Cheka pun pamit. Dia akan ke titik lainnya untuk mendapatkan masukan agar mimpi kolektif untuk Kota Tasikmalaya segera ada narasinya.(*)

Sumber: