Ingat! Stunting Dimulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Ketua IBI Kota Tasik Beri Penjelasan

Ingat! Stunting Dimulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Ketua IBI Kota Tasik Beri Penjelasan

1000 hari pertama kehidupan dapat mempengaruhi stunting.-Foto:tangkapanlayar/dok IBI kota tasik-

KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Meskipun angka prevalensi stunting turun menjadi 30,8% dari 37,2% di Indonesia, namun angka tersebut masih dianggap besar oleh WHO yang memiliki ketentuan bahwa angka stunting harus di bawah 20%.

Selain itu hail riset dari Bank Dunia juga menunjukan data bahwa kerugian akibat stunting mencapai 3-11% mempengaruhi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

“Ingat stunting itu tidak hanya berpengaruh pada kesehatan tapi juga pada tatanan ekonomi negara kita dan masyarakat kita."

BACA JUGA:Waduh! Ambil Uang dari ATM Pecahan Rp100 Ribu dari Bank Ini Ternyata Uangnya Rusak

"Banyak biaya yang dikeluarkan pemerintah melalui jaminan kesehatan untuk pengobatan penyakit tidak menular, seperti jantung, stroke, diabetes juga gagal ginjal,” tutur Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Tasikmalaya, DR. Hj. Atit Tajmiati. Amd., S.Keb., M.Pd., saat memberikan materi untuk para Bidan Kelurahan, Keder, Conten Creator di kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh UNISBA di Puskesmas Sambongpari, Senin 15 Mei 2023.

Hj. Att juga menyampaikan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Lebih dari 1/3 anak usia di bawah 5 tahun memiliki tinggi beda di bawah rata-rata.

Ada beberapa persoalan yang saat ini masih luput dari pantauan banyak pihak yatiu tentang 1000 hari pertama kehidupan.

BACA JUGA:UNISBA Dukung Pemkot Tasik Targetkan Zero Stunting, Beri Pelatihan untuk Bidan Kelurahan dan Kader

“Stunting dipengaruhi oleh faktor muliti dimensi intervensi yang paling memungkinkan adalah pada saat 1.000 hari pertama kehidupan. Namun menurut saya tidak 1.000 hari melainkan 1.365 hari pertama kehidupan yaitu minimal 1 tahun sebelum remaja usia menikah, akan melaksanakan pernikahan, kita harus lakukan pemantauan sejak dini,” ungkap Bidan senior yang juga Ketua Forum Kota Sehat Kota Tasikmalaya.

Dia juga menjelaskan ada beberapa gap dalam permasalahan stunting yang terjadi di Indonesia, yaitu adanya remaja putri yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah.

Ibu hamil tidak mendapatkan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali dari awal sampai menjelang melahirkan, hanya 46.000 posyandu aktif dari 300.000 Posyandu yang ada.

BACA JUGA:Hari Kiamat Dalam Islam Adalah Bagian dari Rukun Iman, Kalau Ingkar Masuk Golongan Ini

6,5 juta dari 22 juta balita tidak dipantau pertumbuhan dan perkembangannya, dan yang terakhir adalah para relawan dan kder belum memiliki standrisasi kemampuan yang memadai.

Ada beberapa penyebab yang bisa mengakibatkan terjadinya stunting yaitu praktik pengasuhan yang tidak baik contohnya kurang pengetahuan tentang gizi, terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ante natal care, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: