Lepas dari Stunting Balita Ini Harus Operasi Jantung di Jakarta, Jadwalnya Masih Antri
Ilustrasi stunting.--Yankes Kemenkes--
Balita-balita itu ada yang mengidap sakit TBC. Ada yang lainnya menderita anemia.
Penyebab balita sakit-sakitan menurut Nutrisionis UPT Puskesmas Kawalu Feni Yulita AMG, mulai faktor ekonomi dan kebersihan lingkungan tempat tinggal balita.
Kondisi kesehatannya yang tidak prima tersebut berpotensi balita-balita itu terhambat lagi pertumbuhannya.
Sebagai orang yang bertugas di lapangan, Feni khawatir balita-balita yang baru sedikit lepas dari garis batas stunting, kembali menjadi stunting.
Faktor penyebab kembali stunting karena sakit sehingga pertumbuhannya terganggu.
Tentu kalau ini terjadi penangangan stunting di Kota Tasikmalaya akan jalan di tempat.
Bahkan bisa jadi mundur karena bertambah terus balita-balita yang stunting.
Salah satu indikasi akan bertambahnya balita stunting adalah berat bayi lahir rendah (BBLR) yakni kurang dari 2,5 kg.
Feni memaparkan data balita yang tercatat di bulan Agustus 2023 menyandang stunting.
Bulan November 2023 balita tersebut membaik karena diintervensi bapak asuh selama 90 hari.
Tetapi pada data bulan April 2023 balita tersebut kembali menyandang stunting.
“Sebenarnya kalau sesuai intervensinya 3 bulan dan benar, kesehatan anak terjamin, pola asuh baik, tidak akan kembali lagi stunting,” jelas Feni.
BACA JUGA:KEREN ABIS, Generasi Emas 2031 Persib Sudah Disiapkan dari Sekarang Melalui Persib Academy League
Langkah mencegah lonjakan stunting pun, ujar Feni, terus diupayakan lembaganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: