Daur Ulang Sampah Jadi Kerajinan Tangan di Bank Sampah Ligar Sapari Mandiri

Daur Ulang Sampah Jadi Kerajinan Tangan di Bank Sampah Ligar Sapari Mandiri

Bank Sampah Ligar Sapari Mandiri-Foto: tina/radartasik.disway.id-

KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Bank Sampah Ligar Sapari Mandiri letaknya ada di Jalan M. Wijayapraja RT 02 RW 01 Kelurahan Sambongpari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. 

Sejarah berdirinya bank sampah ini diawali dari hobi yang dimiliki oleh Nanang Tarya Somantri, yaitu mendaur ulang sampah menjadi kerajinan tangan. Nanang yang merupakan guru honorer di salah satu sekolah ini, kerap diminta untuk mengajar keterampilan membuat barang-barang dari daur ulang sampah. Bahkan Nanang juga suka membuat berbagai hiasan untuk kelas di sekolahnya menggunakan bahan baku daur ulang sampah.

Pada saat itu, Nanang melihta da pengumuman tentang bank sampah. Dirinya tertarik untuk bergabung supaya dapat berbagai macam bahan yang dibutuhkan untuk daur ulang.

"Iya awalnya seperti itu dari hobi saya daur ulang sampah bikin kerajinan tangan. kemudian banyak anak-anak tetangga di sini yang belajar dan minta dibuatkan juga. Akhirnya dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, menganjurkan untuk membentuk bank sampah bersama warga sekitar. Saya juga terpanggil," jelas Nanang. 

BACA JUGA:Bakso Favorit Emak-Emak untuk Munggahan Cuma Ada di Tasikmalaya

Maka pada tahun 2022, berdirilah bank sampah yang direkturnya dipimpin langsung oleh Nanang dengan struktur organisasi terdiri dari Penanggung jawab ketu RW 01, Direktur Nananag Tarya Somantri, Manajer Umum Aris Munandar, Manajer Produksi Aris Kusnandar, Rukmawan, Manajer Keuangan Weni S., Siska, Tata Usaha dan Penyuluhan Enceng Solihin, Winda, Divisi Pemilahan dan Pengumpulan Siska, Esih, Santi, Divisi Penyimpanan Iwan Kustiawan, Staf Teller Fitri Asmara.

Ada tiga sistem penerimaan di bank sampah ini yaitu nasabah datang dengan sampah yang tidak dipilah atau istilahnya adalah digebut maka ana dihargai Rp2000 per kilogramnya, nasabah membawa sampah yang dipilah maka akn dihargai Rp3000 per kilogramnya, dan nasabah yang diambil ke rumah akan dihargai Rp1.500 per kilogramnya.

"Jadi nasabah yang datang, ada yang campur sampahnya, ada yang sudah dipilah, ada juga yang kita ambil ke rumahnya sehingga harga berbeda-beda,' ungkap Nanang.

Saat ini jumlah nasbah yang tercatat sekitar 85 orang. Sedangkan pengambilan sampah dari masyarakat tidak terjadwal secara rutin karena banyak nasabah yang datang langsung atas keinginan sendiri. Sedangkan penjualan sampah dilakukan minimal tiga bulan sekali.

BACA JUGA:Warga Kampung Cibuyut Buat Pagar dari Sampah Botol Bersama Bank Sampah Cikal

Inovasi yang dilakukan di bank sampah yang dipimpin oleh Nananang adalah pelatihan daur ulang sampah menjadi kerajinan tangan seperti hiasan bunga, dan lainnya. Sementara untuk samah organik, saat ini masih belum banyak. Kalaupun ada sampah organik dibuat pupuk, magot dan eco enzim. 

Dengan danya bank sampah, kata Nanang, sudah mulai ada perubahan perilaku di masyarakat, meskipun belum maksimal.

Namun yang jadi kendala saat ini, kata Nanang untuk pelatihan-pelatihan pengolahan sampah masih minim. Sehingga dirinya harus belajar otodidak dengan berkunjung ke beberapa bank sampah untuk belajar dan sharing tentang pengelolaan sampah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: