Dua Kelurahan di Kota Tasikmalaya Target Program Ketahanan Keluarga Antinarkoba, Begini Penjelasan BNN

Dua Kelurahan di Kota Tasikmalaya Target Program Ketahanan Keluarga Antinarkoba, Begini Penjelasan BNN

Kepala BNN Tasikmalaya, Iwan Kurniawan Hasyim menjelaskan ketahanan pangan keluarga antinarkoba, Selasa 21 Februari 2023.- Rezza Rizaldi-radartasik.disway.id

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Tasikmalaya, Iwan Kurniawan Hasyim mengatakan, pencegahan penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) semakin gencar dilakukan. 

BBN Kota Tasikmalaya mengklaim, pada tahun 2022 lalu sebanyak 21 persen pengguna narkoba di Kota Tasikmalaya adalah kalangan pelajar. Meski belum menyampaikan secara rinci angka dari jumlah pengguna, namun pihaknya berupaya mengantisipasi dini pengguna narkoba fokus pada edukasi yang dimulai dari keluarga.

Hal itu dikatakannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Pelaksanaan Advokasi Program Ketahanan Keluarga Antinarkoba Berbasis Sumber Daya Pembangunan Kelurahan saat di Rumah Makan Sambel Hejo, Selasa 21 Februari 2023.

"Kita akan gulirkan program kelurahan Bersinar atau advokasi program ketahanan keluarga antinarkoba tahun ini, lokusnya di dua kelurahan, yaitu Empangsari dan Lengkongsari, Kecamatan Tawang," paparnya.

BACA JUGA:TIPS Pola Makan Teratur Supaya Tubuh Tetap Sehat, Hindari Konsumsi Gula Berlebih Ya

Kedua kelurahan ini, terang dia, akan mendapat program nasional karena masuk pada kriteria yang diharapkan, yaitu memiliki ketahanan memerangi bahaya narkoba

"Kriterianya yaitu di pusat perkotaan. Banyaknya hunian kosan, banyaknya kasus, potensi demografi dan lain sebagainya. Nantinya kedua daerah (kelurahan, red) itu akan mendapatkan peran aktif P4GN, pembentukan satgas antinarkoba dan lain sebagainya," terangnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah menuturkan, advokasi ketahanan keluarga antinarkoba adalah program tak populer. Dalam artian, jika tak ada kasus narkoba maka berhasil. 

"Titik kesuksesannya itu (tidak ada kasus narkoba). Deteksi dini antisipasi narkoba yang dimulai dari lingkungan keluarga. Karena kalau anggota keluarga sudah terkena narkoba, maka banyak hal yang ditanggulangi," tuturnya.

BACA JUGA:KPU Buka Lowongan Pegawai Sekretariat untuk Ratusan Lulusan D3 hingga S1, Berikut Link Formulir Pendaftaran

Disampaikan Cheka, semakin banyak pencegahan maka ke depan akan semakin kecil kasus-kasusnya. Hal tersebut yang mendasari program tersebut agar ke depan tak banyak kasus narkoba.

"Pada tahun 2022, di Kota Tasikmalaya berdasarkan data yang kami dapatkan 60 persen kasus narkoba dialami para remaja dan sisanya 40 persen adalah orang tua. Artinya, penanggulangan remaja harus dimaksimalkan dan dimulai dari keluarga sebagai benteng terdepannya," tegasnya.

Jika pemahaman keluarga kuat terhadap bahaya narkoba, Cheka menilai akan semakin kecil potensi remaja terkena narkoba. Sebab, ketika remaja di masa ingin coba-coba, namun karena sudah memahami bahaya narkoba tentu sejak dini akan terhindar dari narkoba. 

"Jadi bagaimana kita menanggulangi dan memahami remaja berdasarkan karateristiknya. Yaitu menyalurkan energinya ke hal atau kegiatan positif. Misal energinya disalurkan ke bidang olahraga. Insya Allah akan menjauhkan dari terjerumus ke jurang narkoba," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: