Kurikulum Merdeka Mulai Diterapkan di Kabupaten Tasikmalaya, Optimalkan Kebutuhan Belajar dan Minat Siswa
Siswa SMP Plus Pesantren Muhammadiyah Qurrota'Ayun, Kecmatan Leuwisari tengah belajar TIK, Sabtu 4 Februari 2023.-Istimewa-radartasik.disway.id
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Beberapa Sekolah Dasar, (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Tasikmalaya sudah mendaftarkan diri menggunakan kurikulum merdeka belajar. Melalui kurikulim ini kebutuhan belajar dan minat siswa akan optimal karena siswa akan mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Kasi Kesiswaan, Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Solihin mengutarakan, untuk kurikulum merdeka, Dinas Pendidikan tidak ada intervensi, karena penerapan kurikulum tersebut ditentukan sekolah. "Jadi ada link khusus, sekolah bisa mendaftarkan diri untuk memberlakukan kurikulum merdeka belajar itu," katanya kepada radartasik.com, Sabtu 4 Februari 2023.
Untuk memberlakukan itu, Kementerian Pendidikan membuka laman pendaftaran bagi sekolah, hingga saat ini ada beberapa sekolah di Kabupaten Tasikmalaya sudah mendaftarkan lembaganya untuk memberlakukan kurikulum tersebut.
"Untuk datanya saya harus buka catatan, tapi pada intinya sudah ada sekolah yang mendaftarkan diri, bahkan siap memberlakukan kurikulum itu," jelas Ahmad.
BACA JUGA:Malam Pamit Cari Keong, Subuh Kuswanto Ditemukan Meninggal di Pesawahan Sidamulya Kota Banjar
Termasuk, sekolah yang akan memberlakukan kurikulum ini diberikan tiga pilihan. Yakni Merdeka Mandiri Belajar, Mandiri Berbagi dan Mandiri Berubah.
"Data sekolah yang siap dan sudah mendaftarkan diri itu, kurang dari 100 sekolah. Yang saya tahu memberlakukan kurikulum itu, satu sekolah mandiri berbagai dan lainnya mandiri belajar," kata Ahmad.
Untuk ujian kelas enam sendiri, masih memberlakukan kurikulum tiga belas atau Kurtilas, belum ada yang memberlakukan kurikulum merdeka. "Untuk ujian memberlakukan kurikulum merdeka itu diprediksi dua atau tiga tahun ke depan," kata Ahmad.
Menurut dia, untuk kurikulum merdeka belajar, disesuaikan dengan potensi sekolah, misalnya sekolah yang ada di daerah pedesaan mengoptimalkan pertanian dan lainnya.
BACA JUGA:Kota Tasik Belum Bersih, Tempat Sampah Pedestrian Rusak, Wali Kota Banjar Sempat Komentar Begini
Para prinsipnya, kurikulum merdeka memiliki kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dimana materi lebih optimal sehingga siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Demikian juga guru memiliki keleluasaan memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa.
"Artinya siswa ini lebih leluasa dalam pengembangan dirinya pada pembelajaran. Jadi pihak sekolah bisa mengabulkan keinginan siswa selama potensi itu bisa dikembangkan pada siswa," ujar Ahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: