UPDATE; Kisah Nelayan Banten Terombang-ambing di Lautan, Kehabisan Bekal Dua Hari Tidak Makan dan Minum
Kanit Patroli Satpol Airud Polres Tasikmalaya Aipda EF Joni saat berbincang dengan Makmur, nelayan Banten yang terombang-ambing di lautan menceritakan pengalamannya. -satpol airud polres tasikmalaya for -radartasik.disway.id
“Sampai pada akhirnya dua hari dan dua malam itu korban tidak makan dan minum. Kindisi fisiknya makin lemas. Hebatnya, korban terus berjuang,” tutur Joni.
Nasib nahas kembali mendera Makmur ketika ponsel yang dibawanya mulai habis batre. Dia tidak bisa mengabari kondisi dan posisinya ada di mana. “Namun korban berusaha agar kapalnya ke tepian. Dan di perbatasan perairan Cipatujah-Cikalong, korban tergulung ombak dan sempat terjatuh,” terang Joni.
Seluruh barang bawaan di kapan korban tumpah ke laut. Korban kala itu meraih kembali ke kapal setelah tergulung ombak.
BACA JUGA:Mengenal Olahraga Tradisional Indonesia, Langga Dinobatkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
“Ketika kami temukan, kondisi kapalnya sudah miring dan rangka-rangka hancur. Barang bawaan di kapal pun hanyut setelah digulung ombak,” kisah Joni.
Meski begitu korban berhasil meraih kapal dan berada di atas kapanya. “Akhirnya kami temukan bersama masyarakat dan dievakuasi. Kini Alhamdulillah terus membaik. Meski demikian, karena usianya sudah tua kami lebih menyarankan agar korban menjalani perawatan intensif,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, nelayan asal Kampung Jati Kawasan Muara Binuangeun, Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak, Banten, berhasil diselamatkan Polairud Polres Tasikmalaya, Selasa 31 Januari 2023.
Setelah enam hari terombang-ambing di lautan, nelayan asal Kampung Jati itu bernama Makmur (63) dari Kampung Jati Muara Binuageung menggunakan kapalnya dan terdampar sejauh lebih kurang 300 kilometer di perairan wilayah Polisi Air Udara (Polairud) Polres Tasikmalaya. Tepatnya di sekitar Pantai Cemara Pangkalan, Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya.
Kasat Polairud Tasikmalaya, AKP Hari Sakti mengutarakan, infromasi yang diterimanya, Makmur berangkat sorang diri melaut pada hari Senin 23 Januari 2023 lalu. Dia berangkat dari Muara Binuangeun untuk mencari ikin selama beberapa hari.
"Pada hari Kamis tanggal 26 Januari 2023, korban bermaksud untuk pulang dikarenakan gelombang tinggi dan angin kencang. Kapalnya terseret sehingga kehabisan bahan bakar," katanya kepada radartasik.com saat dihubungi, Selasa 31 Januari 2023.
Korban, sambung Kasat Polairud, sempat melepas jangkar kapal. Nahasnya rantai jangkar putus karena tidak kuat menahan ombak besar. Sehingga perahu terombang-ambing hingga sampai di perairan dangkal Kecamatan Cipatujah. "Saat patroli, kita melihatnya dan kita bawa ke pinggir pantai," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: