Kebutuhan Beras di Kota Banjar Surplus, Pemerintah Pusat Impor Beras, DKPPP: Panen Raya Hasilnya Dikemanakan?
Kepala DKPPP Kota Banjar Yoyon Cuhyon saat diwawancarai di kantornya, Rabu 21 Desember 2022. -Anto Sugiarto-radartasik.disway.id
BANJAR, RADARTASIK.COM – Pemerintah Kota Banjar membubuhkan produksi padi (gabah) hingga pertengahan Desember 2022 sebesar 43,437 ton sampai surplus.
Sementara pemerintah pusat baru-baru ini mengimpor beras dari negara tetangga, guna memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Yoyon Cuhyon mengatakan, total produksi sebesar 43,437 ton itu dari tiga kali panen dengan propitas (produktivitas) 63,54 kwintal per hektare.
"Luas lahan sawah garapan di kita (Kota Banjar) sekitar 3,313 hektar," katanya kepada wartawan didampingi Kabid Pertanian Ir Yeti, Rabu 21 Desember 2022.
Dia menjelaskan, dari luas lahan tersebut, petani ada yang bisa dua sampai tiga kali panen dalam setahun.
Untuk jumlah produksi padi tahun 2021 sebesar 43,806 ton sekaligus surplus sampai tujuh bulan.
"Padi atau gabah hasil panen 43,437 ton diubah jadi beras sekitar 27,847 ton," tegasnya.
Sementara kebutuhan beras untuk Kota Banjar sekitar 17,861 ton per tahun. Artinya kebutuhan beras di Kota Banjar surplus dengan sisa 9,986 ton.
Diakuinya, produksi padi atau gabah di tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya, yang artinya masih sama surplus hingga tujuh bulan kedepan.
"Jika pemerintah impor beras, bagaimana nasib petani nanti saat panen raya. Hasilnya mau dikemanakan?" ujarnya.
Sementara itu stok cadangan beras pemerintah (CBP) disebut saat ini menipis dan membuat harga jual beras menjadi naik di pasaran.
Menurut Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, Pemerintah bergerak cepat untuk mengatasi kenaikan harga dengan mengimpor beras, termasuk cadangan beras pemerintah menipis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: