Tung Desember

Tung Desember

--

Mana yg lebih dulu, karena miskin jd radikal atau bersebab radikal menjadi miskin? Mestinya sudah ada kajian jelas. Tentang hubungan sikap radikal dg hidup miskin. Begitupun tentang pemahaman agama dan pendidikan yg mereka dapatkan. Dilihat secara sosio ekonomi, semua yg memilih bersikap radikal itu adalah orang2 yg 'terpinggirkan'. Karena skill atau pendidikan?. Mungkin. Yg jelas terlihat, akses mereka ke kemajuan pembangunan dan kue ekonomi sangat lemah. Rata2 nya mereka berada dibawah garis. Lembaga2 resmi kadang melaksanakan program deradikalisasi terasa sangat normatif formal. Metodanya, ceramah, kontra doktrin dan diberi buku. Seragam. Bagi mereka, itu membosankan. Untunglah Shofa Ikhsan memberikan sentuhan berbeda. Melakukan pendekatan personal. Tidak banyak menceramahi. Dan memberi buku yg bukan itu2 saja. Kalau memakai idiom lebih baik mencegah dari mengobati, tentu menghilangkan faktor penyebab adalah jurus terbaik. Yaitu kemiskinan. 

Roziq Kurniawan

Alhamdullilah di 2024 , fundamentalis bukan lagi gorengan yg hangat , perang rusia ukraina menyeret ke tempat yg lain , pupuk mahal , terigu mahal dan energi mahal , itulah gorengan yg hangat 

Juve Zhang

Saya lebih cocok dan setuju kalau Gus Shofa dapat pangkat LETKOL Tituler Shofa. Beliau akan dapat gaji dari negara sehingga akan ada uang buat bepergian dalam rangka " menetralisir" unsur unsur negatif di otak para pihak yg terlanjur "terkapar" virus virus mematikan. Semoga jadi Letkol Tituler Shofa. Mayor AHY kalau jumpa anda Letkol Shofa tentu akan tabik hormat. Wkwkwkwk. 

Juve Zhang

Sebagai turis saya masuk SG via Johor bahru dan kaget ketika imigrasi menggiring masuk ruangan yg penuh para WNI, kita bisik bisik ada apa ya. HP kita di minta dan di cek oleh mereka. Saya lolos "screning" begitu HP di lihat dan ada ucapan Merry Christmas. Petugas senyum ke saya dan langsung di antar keluar. Belakangan saya baca berita ternyata yg "dicari" dengan susah payah itu malah WN Singapura. Wkwkwkwk. Kita turis minimal nyumbang devisa bukan nyumbang virus mematikan wkwkwk. virus tumbuh subur bahkan di negara seperti SG.

Fuad Tebe

Jika wahabi adalah orang yang berusaha mengamalkan islam secara kaffah menurut tuntunan Allah dan Rosulnya Berdasar Al quran dan Hadist yg shahih/As sunnah ..Murni tampa TBC...Biar lah saya ana dikatakan Wahabi. Allahualam.. 

Juve Zhang

Zaman kerja di Denpasar sering mengayuh sepeda lewat Sari Club logo nya SC huruf kapital besar. Kafe SC ramai sekali turis asing minum bir. Ber puluh krat per harinya. Dr.Azhari pasti sering lewat atau bahkan mampir ke kafe buat "survey" lokasi. Yg kemudian di ledakan nya. Makan korban 200 lebih. RIP buat para korban yg tak kenal Dr.A dan tak memusuhi siapapun. Saya merasa beruntung tak lewat SC karena sering sekali sepeda an lewat SC. kalau anda benci orang tertentu datangi saja ke negara nya dan ledakan disana.itu lebih "jantan" dan berjiwa "patriot" . Dr A dan Nurdin Top sendiri yg otaknya IQ 140 plus minus kenapa tidak meledakan keahliannya di negaranya ? Kok milih Indonesia?. Itulah Dr.A dan NT dia mencintai negaranya dan sadar tak boleh mencemarkan nama negaranya . Jadi ledakan saja di Indonesia. Ada teroris disuruh meledakan bom di kota kelahirannya yg sama dengan saya. Dia menolak dan memilih kota lain yg jaraknya 120 km dan akhirnya setelah selesai di penjara balik ke kota kelahirannya. Sekarang jualan es kelapa di pinggir jalan. 

Leong putu

"Le....baiklah...., kamu om ijinkan untuk menikahi Dea. Usahamu untuk meyakinkan om, bahwa kamu layak untuk Dea cukup radikal". .....itu kata bapak camer dulu.... 

Johan

Perlu ada assessment untuk menilai sejauh mana suksesnya program deradikalisasi. Setiap satu semester berikan ujian 1 soal saja. Dengan pertanyaan seperti berikut: Demi Allah SWT. Golongan mana yang paling anda benci? A. Yahudi B. Nasrani C Shinto B. Syah C. Ahmadiyah D. Benar semua Jawaban mereka sangat penting untuk penilaian progres deradikalisasi. Peserta harus langsung dikeluarkan dari program jika pilihannya adalah C. Mengapa? Karena orang itu bukan radikal. Tapi gila.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: