550 Kasus Bencana Alam di Kota Tasikmalaya Mayoriotas Rumah Rusak 239, Ancaman Bencana Banjir di 3 Kecamatan

550 Kasus Bencana Alam di Kota Tasikmalaya Mayoriotas Rumah Rusak 239, Ancaman Bencana Banjir di 3 Kecamatan

Perbaikan tanggul Sungai Dalemsuba di Kecamatan Purbaratu pada April 2022. - Rezza Rizaldi-radartasik.disway.id

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COMBencana alam di Kota Tasikmalaya sejak awal Januari 2022 hingga akhir November 2022 tercatat sebanyak 550 kasus Bencana alam

Berdasarkan instagram Open Data Kota Tasikmalaya, dari 550 kasus bencana alam, mayoritas rumah rusak 239 kasus akibat cuaca ekstrim.

Sedangkan banjir terjadi 13 kejadian dengan jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak mencapai 976 KK. banjir dengan jumlah terdampak tinggi ini akibat jebolnya tanggul Sungai Dalemsuba, Purbaratu pada 15 April 2022 lalu.

"Jadi kejadian bencana banjir itu banyaknya terjadi mulai pada 11 September saat curah hujannya tinggi. Terekap dari sana," ujar Sub Koordinator Penanganan Bencana BPBD dan Damkar Kota Tasik, Erik Yowanda, Senin 12 Desember 2022.

BACA JUGA:Luar Biasa Siswa MAN 2 Tasikmalaya Buat Karya 23 Buku

Terang dia, saat ini ancaman bencana banjir yang menjadi kasus perhatian di Kota Tasikmalaya. Karena setiap tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk, kemudian penduduk membangun infrastruktur.

"Maka ada dampak akibatnya penyerapan air menjadi kurang. Karena yang tadinya ada kolam ikan atau sawah, menjadi rumah. Maka air mengalir begitu saja dengan cepat," terangnya.

Selain itu, tambah Erik, masalah klasik seperti sumbatan di gorong-gorong akibat sampah masih terjadi di wilayah pusat Kota Tasikmalaga. Belum lagi dampak dari penyempitan karena pembangunan yang menjadi ancaman bencana banjir.

"Ke depan mungkin seiring dengan tingginya jumlah penduduk maka kejadian seperti itu potensinya semakin sering terjadi," tambahnya.

BACA JUGA:Bahaya, Ular King Kobra Masuk Halaman Rumah di BBWS, Petugas Damkar Kota Banjar Sigap

Untuk upaya pencegahan ancaman bencana banjir, pihaknya sedang menyusun kajian risiko bencana. Sehingga nantinya akan terpetakan situasi lokasi ancaman bencana banjir serta dengan solusinya.

"Nanti kajian itu disosialisasikan segera. Karena dari kajian itu dapat dilihat selain potensi banjir yang disebabkan oleh manusia juga, ada beberapa faktor alam atau tidak," jelasnya.

Karena melalui kajian itu, pihaknya bisa memetakan wilayah rawan banjir kemudian menganalisis penyebab dan solusinya. Sehingga masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan.

"Karena banyak warga yang tinggal di daerah resapan air, harus mengelola bangunan dan menata bangunan lebih berwawasan lingkungan agar tak berdampak banjir," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: