Cadaver Plus
Hermawan Kartajaya menyerahkan buku Marketing 5.0 kepada Dekan FK Unair Budi Santoso.-Boy Slamet-Harian Disway---
Chei Samen
W.salam wtb. Pak Mirza, benar adanya analisa ringkas tuan. Di saya, usia ujung senja. Udah pukul 16:20pm masih santai di rumah. Tadi pagi menyangkul. Sore, main2 dgn cucu. Sebentar tadi dua cucu pijat mbah! Amann. TPS tutup jam 18:00. Ada razki saya turun jam 17:45. Di saya undi tak rahsia. Siapa aja yang tanya, saya jawab. Undi ku untuk Abah DI! Opss.. Abah Muhyidin Yassin! PERIKATAN NASIONAL. Yang dulunya menggantikan DrM. Belio, kayak abah-abah, berakhlak, lembut, santun! Bersih! Akhirnya, siapa pun yang menang, saya legowo! Akur saja. Demokrasi kok Semuanya rakyat Malaysia. Warganegara. Salam Disway, untuk Bang Dahlan, Bang Mirza, Bang Leong P, Bang BU, Bang Juve, Bang Sobar, Mr Kliwon ect ect yang sering mengisi catatan chd! Salam Sihat, Tabik
Mirza Mirwan
Salamullah, Pakcik Chei Samen. Sudah mengundi belum? Pilih Bersatu, UMNO, PAS, Amanah, DAP, atau yang lainnya? Suka-suka Pakcik saja deh. Tetapi, menurut prediksi saya, tak ada partai yang akan meraih 112 kursi parlemen (setengah + 1 dari 222 kursi). Alih-alih satu partai, bahkan dalam satu koalisi sekalipun kayaknya sulit. Entah itu Pakatan Harapan, Perikatan Nasional, ataupun Barisan Nasional. Mungkin hanya Barisan Nasional yang bisa mendekati 112 kursi. Tetapi karena parlemen Malaysia menganut sistem Wesminter, yang penting dapat kursi terbanyak. Setelahnya bisa menggalang dukungan partai dari koalisi lain agar minimal punya 112 kursi untuk membentuk pemerintahan. Dan harusnya pemerintahannya kuat. Kan sudah ada UU anti lompat partai. Tapi, eh, kalau BN yang menang, lantas PM-nya Ismail Sabri Yakob atau Zahid Hamidi?
Beny Arifin
Aura Jinping memang beda. Kalau kita lihat Trudeau, Macron, apalagi Sunak kita seperti melihat sosok direktur utama. Jinping terlihat seperti pemilik perusahaan. Percaya diri, berkuasa penuh, dan tidak perlu pusing lapor ke atasan.
Jimmy Marta
Buntut kuda ada dua. Dibawah dan dibelakang.
Johan
Pemandangan yang langka, seorang kepala negara menegur koleganya dari negara lain. Begitu akibatnya ketika sebuah hubungan tidak didasari rasa respek lagi satu sama lain. Terlihat setelah pembicaraan singkat itu, Justin Trudeau bergegas masuk. Mungkin dia menuju kamar peristirahatan. Masuk dan menghempaskan diri ke kasur dan menangis tersedu-sedu. Wkwkwk. Ada yang luput tidak diceritakan Abah. Dalam video itu, ketika masing-masing membalikkan badan berlalu. Terdengar suara yang lirih hampir tidak kedengaran, dari seseorang di rombongan Xi Jinping. Terdengar seseorang itu mengatakan: "Hen Tianzhen" (很天真) dalam bahasa Mandarin. Yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya "Sungguh Naif". Yah, rasanya memang pantas JT di gituin. Coba apakah dia akan menerapkan "freedom of speech" yang sama seperti itu untuk pembicaraannya dengan pemimpin negara lain, Mr. Biden misalnya? Tentu saja tidak. Dia hanya standar ganda dan kekanak-kanakan. Dia menunjukkan dirinya ke Tiongkok sebagai mitra yang tidak bisa dipercaya.
Juve Zhang
Pembicaraan Om Jinping dan Justin T sangat wajar dan dalam suasana biasa untuk ukuran Pemimpin Negara. Yg tidak Biasa itu Donald Trump mengatai ibunya Justin T "pesta" sama semua pemain band Roliing Stone. Anda baca sendiri lah komen DT itu di Google .kalau itu sudah lewat Garis Merah. Sangat Tidak Berkelas Ucapan Donald Trump mengenai Ibu JT. Kalau ucapann Om Jinping sangat diplomatis dan berkelas.
Mahmud Al Mustasyar
Kalau Kanada yg anggota G7 saja, pemilunya diduga ada intervensi dr Tiongkok; bagaimana dgn pemilu kita nanti ? Nggak bisa dibayangkan.
AnalisAsalAsalan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: