Memahami dan Memperkuat Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia
Iis Wasitoh SPd, Mahasiswi Magister PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.-Foto:dokradartasik.disway.id/dokiiswasitoh-
RADARTASIK.COM - Paham kebangsaan adalah paham yang orientasi tertinggi dari kehidupan duniawi seseorang adalah loyalitas/kesetiaan bela negara terhadap bangsa dan negaranya dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsanya menjadi bangsa yang sejahtera, adil, makmur dan sejajar dengan bangsa-bangsa yang telah maju. Maju disini dalam artian mampu menjamin kesejahteraan lahir dan batin bangsanya, salah satunya menjamin pendidikan bangsanya sehingga bisa mandiri, produktif mengelola hidupnya dalam berbangsa dan bernegara serta dalam percaturan pergaulan sebagai warga negara global.
Wawasan kebangsaan dimaksudkan untuk membangun kembali kesadaran kolektif sebagaimana yang terjadi pada pertiwa historis yang einmalig (sekali terjadi dan tak terulang kembali) yaitu sumpah pemuda 28 Oktober 1928 dimana pemuda pemudi Indonesia dari semua golongan, ras, suku, agama bersatu dan menyatakan sumpahnya yaitu berbangsa satu bangsa Indonesia, bertumpah air satu tanah air Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Dalam memahami dan memperkuat wawasan kebangsaan tentu harus memahami terlebih dahulu, mengenai apa itu bangsa dan juga memahami secara mendalam tentang falsafah hidup bangsanya itu sendiri sehingga akan tumbuh rasa cinta dan kesetiaan yg kuat terhadap bangsanya. Bangsa merupakan fenomena kompleks yang dibentuk oleh faktor kesamaan sejarah, budaya, dan bahasa.
Namun, dalam konteks Indonesia, “bangsa” itu adalah kesepakatan yang muncul karena adanya kesamaan sejarah dan politik (dijajah), walaupun berbeda-beda dalam etnik, budaya, dan bahasa, untuk menjadi bangsa Indonesia. Di antara kesepakatan itu adalah bahwa Indonesia bukanlah negara sekuler dan bukan pula negara agama. Namun, imagined community (Anderson 1983) atau imagined nation state ini dalam perjalanannya tergantung pada dinamika politik, sosial, budaya, ekonomi yang ada. Lalu, lahirlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Falsafah hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila. Ya Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia, karena secara sederhananya pancasila itu lahir dari hasil bermakrifat bangsa Indonesia terhadap alam semesta, terhadap lingkungan tempat tinggalnya, terhadap siapa dirinya, dari mana asal dirinya, mau kemana perginya, terhadap Tuhannya dan ciptaan-Nya yg sungguh menakjubkan dan beraneka ragam, salah satunya keanekaragaman suku, budaya, adat istiadat, agama,dsb. kemudian terhadap hubunganya dengan sesama manusia dan makhluk lain ciptaan-Nya, terhadap tata nilai baik buruk, benar-salah, indah jelek dsb.
Dari hasil bermakrifat itulah Pancasila lahir. Betapa bangga nya mempunyai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan hakikat/filosofis terhadap hidupnya atau dalam bahasa lain Pancasila sebagai hasil bermakrifat terhadap hidupnya. Dimana dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan hakikat hidupnya ini bangsa Indonesia menggunakan pendekatan/sudut pandang yang kemudian menjadi pola pikir falsafah Pancasila, sudut pandang tersebut adalah:
1.Monodualistik, monopluralistik
Pandangan monodualistik adalah suatu paham yang menganggap bahwa hakikat sesuatu merupakan dua unsur yang terikat menjadi satu kebulatan. Manusia terdiri atas pria dan wanita, kehilangan salah satu unsur maka eksistensi manusia akan punah, sehingga pria dan wanita adalah dua unsur yang terikat menjadi satu kesatuan, itulah pandangan monodualistik.
Selain paham mododualistik, bangsa Indonesia juga menganut paham monopluralistik, dimana bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur yang beraneka ragam, seperti terdiri dari suku bangsa dengan adat budayanya yang berbeda-beda, yang memeluk agama dan kepercayaanmasing-masing, tetapi semuanya terikat menjadi satu kesatuan. Sebagaimana semboyan negera kita yaitu Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua.
2.Keselarasan, keserasian, keseimbangan
Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib, teratur, aman, damai sehingga akan timbul kentraman lair dan batin. Keselarasan akan terwujud apabila masing-masing melaksanakan tugas sesuai dharmanya. Benturan-benturan tidak perlu terjadi, segalanya berlangsung secara wajar dalamperkembangan alam dan masyarakatnya.
Keserasian adalah keadaan yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur yang terlibat dalam kehidupan bersama. Alam semesta terdiri atas segala macam makhluk mulai dari benda alam, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia yang semuanya terikat menjadi satu kesatuan. Unsur yang satu tergantung pada unsur yang lain; ketiadaan salah satu unsur akan menimbulkan kehilangan, kejanggalan dan bahkan akan mengganggu eksistensi keseluruhan. Antara individu dan masyarakat merupakan suatu kesatuan yang tersusun serasi.
Keseimbangan adalah keadaan yang menggambarkan bahwa masing_masing unsur yang terlibat dalam hidup bersama dalam hubungan bersama diperlukan dengan sepatutnya. Masing-masing mendapat perlakuan sesuai dengan kodrat, harakat, martabat, tugas, hak dan kewajiban. Dengan terjadingya keseimbangan akan tercipta suasana keadilan.
3.Integralistik, Kebersamaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: