Memahami dan Memperkuat Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia
Iis Wasitoh SPd, Mahasiswi Magister PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.-Foto:dokradartasik.disway.id/dokiiswasitoh-
Paham integralistik yang dianut oleh bangsa Indonesia bersumber dari pemikiran Mr. Soepomo yang disampaikannya di depan siding BPUPKI pada tahun 1945. Menurut pandangannya Negara adalah tidak untuk menjamin kepentingan seserorang atau golongan, akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai persatuan.
4.Kekeluargaan
Penerapan nilai kekeluargaan dalam kehidupan menuntut pada setiap manusia untuk mengendalikan diri. Nilai kekeluargaan menuntut kepada setiap individu untuk meletakkan kepentingan dan keinginan pribadi dalam rangka kebersamaan hidup, dalam rangka kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
Yang kemudian dari sudut pandang inilah dalam menjawab pertanyaan esensi/hakikat dalam hidupnya menghasilkan butir-butir Pancasila yang kita kenal sekarang ini sebagai pandangan hidup bangsa, yaitu:
1. Ketuhanan YME
2. Kemanusiaan yg adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin dalam kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Manusia yang mampu menjawab pertanyaan esensi dalam hidupnyalah (bermakrifat) yang menjadi manusia sejati yang diidamkan untuk mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga nilai-nilai dasar pancasila akan terbangun dalam dirinya sebagai pola perilaku hidup sehari-hari begitupun dalam tatanan kenegaraanya.
Dan sebagai pola pendidikannya yaitu Pancasila ditularkan dari perilaku-perilaku orang dewasanya yang sudah hidup bermakrifat, dengan diteladankan, dicontohkan dengan perilaku dan perbuatannya sehari-hari sehingga tidak akan sulit bagi setiap anak atau pelajar pancasila, penerus bangsa ini untuk meniru dan mengulang perbuatan yang dilihat nya setiap hari dalam kehidupannya, dan akhirnya sebagaimana cita-cita bangsa, Pancasila akan terus hidup dalam diri setiap bangsa Indonesia bukan lagi hanya sebagai simbol dan gambar saja sebagaimana kata bapak Sujiwo Tedjo yang mengatakan Pancasila itu tidak ada, yang ada hanya simbol dan gambar.
Penulis: Iis Wasitoh, S. Pd., Mhhasswi Magister UPI Kampus Tasikmalaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: