Pemilik AC Milan: Nilai Hak Siar TV di Liga Premier Tiga Kali Lipat Dibandingkan dengan Italia

Pemilik AC Milan: Nilai Hak Siar TV di Liga Premier Tiga Kali Lipat Dibandingkan dengan Italia

Ilustrasi Serie A -Tangkapan Layar Instagram-

RADARTASIK.COM - Gerry Cardinale pemilik AC Milan menyebut Nilai hak siar TV di Liga Premier tiga kali lipat dibandingkan dengan Italia.

Pemilik AC Milan itu membahas perbedaan antara Serie A dan Liga Premier dan mengatakan salah satu tantangan bagi pemilik baru adalah menaikkan level liga.

Terutama untuk meningkatkan pendapatan klub dari hak siar TV, tapi itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan karena di Italia tidak ada stadion baru sejak 2011, menurut Cardinale saat menjadi bintang tamu di Invest in Sports, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Sportico di New York.

RedBird Capita l Partners dari Cardinale mengakuisisi AC Milan dari Elliott seharga €1.2b pada bulan Agustus dan pengusaha Amerika telah menjelaskan beberapa idenya untuk pengembangan klub.

BACA JUGA:Via Vallen Masih Ngotot Pertahankan Janinnya, Padahal Sudah Keluar Flek dan Janin Tetap Tak Berkembang

“Elliott melakukan pekerjaan dengan baik dan saya memilih kontinuitas,” ucapnya.

“Berinvestasi di Milan adalah gabungan dari pengalaman saya dengan Liverpool dan Toulouse,” lanjutnya.

Pemilik AC Milan tersebut menjelaskan bahwa tidak bisa membeli klub dan diam saja. Tantangannya adalah mencari tahu bagaimana melakukannya, tetapi  tetap memberikan kontribusi yang bagus.

RedBird sendiri memiliki saham mayoritas di klub Ligue 1 Toulouse dan merupakan pemegang saham minoritas di Liverpool.

BACA JUGA:Sah, BI Putuskan Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 Persen

“Pada level makro, parameter antar liga-liga Eropa adalah sama, namun setiap kejuaraan memiliki nuansa tersendiri yang perlu diperhatikan,” kata Cardinale.

Pemilik AC Milan itu mengungkapkan nilai hak siar TV di Liga Premier tiga kali lipat dibandingkan dengan Italia dan di La Liga, rasionya adalah dua banding satu.

“Kami harus berurusan dengan perbedaan antara Liga Premier dan Serie A,” terangnya.

 “Klub sekarang menjadi perusahaan hiburan. Apa yang saya pelajari dengan Yankees dan Red Sox adalah bahwa Anda tidak bisa menang sepanjang waktu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: football italia