KNKT Ungkap Hasil Investigasi Penyebab Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur
Polisi saat olah TKP kecelakaan maut truk Pertamina di Jalan Raya Alternatif Cibubur, Kota Bekasi, Selasa (19/7) lalu.- Foto: Dean Pahrevi-JPNN.com--
BEKASI, RADARTASIK.COM – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan hasil investigasi Kecelakaan beruntun yang melibatkan truk Pertamina di Cibubur, Bekasi pada 18 Juli 2022.
KNKT menyebutkan, hasil investigasi kecelakaan yang melibatkan truk Pertamina dengan sejumlah kendaraan di Jalan Transyogi Cibubur hingga merenggut 10 nyawa dan 5 orang luka-luka, disebabkan kegagalan pengereman oleh pengemudi truk tanki Pertamina.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Ahmad Wildan mengungkapkan, secara umum, penyebab kegagalan pengereman tersebut ada dua.
Pertama, penurunan udara tekan dipicu oleh adanya kebocoran pada "solenoid valve" klakson tambahan.
BACA JUGA:Mengintip Suasana di Atlas Beach Fest Bali, yang Sahamnya Dimiliki Hotman Paris
Kedua, akibat kerusakan berupa "travel stroke" pada kampas rem.
Dua hal penyebab kegagalan pengereman tersebut membuat pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas.
Ahmad Wildan menyebut, pengemudi merasakan rem kurang pakem karena kampas rem sudah tipis, sehingga persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas.
"Jadi, sopir tak cukup kuat melakukan pengereman," ujar Ahmad Wildan saat jumpa pers di Jakarta Pusat, Selasa 18 Oktober 2022.
BACA JUGA:10 Bulan 288 Kejadian, Pemkab Siapkan Anggaran BTT Antisipasi Bencana Alam di Kabupaten Tasikmalaya
Wildan menjelaskan, truk berada di jalur lambat dan di sisi kirinya terdapat trotoar yang cukup tinggi saat terjadi kecelakaan.
Sementara itu, sopir mengalami kepanikan saat melihat beberapa mobil di depannya karena dirinya tengah membawa muatan BBM jenis Pertalite 24 ribu liter.
Wildan melanjutkan, akibatnya truk menabrak dua mobil karena sopir tidak dapat mengendalikannya.
"Saat menabrak dua mobil, truk tersebut tidak berhenti. Pengemudi juga mengalami kepanikan luar biasa karena muatan yang dibawa adalah BBM yang mudah terbakar, sementara sebelah kiri adalah trotoar cukup tinggi yang jika dibanting ke kiri risiko kendaraan meledak dan terguling," ujar Wildan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: