Belum Ada Lahan untuk Relokasi Korban Banjir Bandang di Garut

Belum Ada Lahan untuk Relokasi Korban Banjir Bandang di Garut

Satria Budi, Kalak BPBD Kabupaten Garut--Dokumen Radar Tasikmalaya

GARUT, RADARTASIK.COM – Masa tanggap darurat bencana banjir selama tujuh hari yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Garut berakhir. 

“Penanganan bencana sudah selesai dan akan ditutup besok (hari ini, Red),” kata Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi, Rabu 28 September 2022. 

Pembersihan material yang dibawa banjir pun sudah dilakukan sejak pekan lalu.

Satria menyebutkan, masyarakat yang terdampak banjir bandang pun sudah kembali ke rumahnya masing-masing dan beraktivitas seperti biasanya. 

BACA JUGA:Diduga Korsleting Listrik, 54 Kios Pasar Banjarsari Terbakar

“Untuk rencana relokasi, ini kan banyak ya warga yang rumahnya di dekat sungai. Jadi harus ada lahan besar juga untuk relokasinya. Kita lagi komunikasikan ya sama pemerintah desa dan kecamatan,” katanya dikutip dari Radar Tasikmalaya.

Kalau pun ada lahan, lanjut Satria, pemkab akan mengutamakan terlebih dahulu yang paling terancam. Dia menyebut pemkab ingin yang terbaik untuk masyarakat. “Pokoknya ini lagi dikoordinasikan,” lanjutnya.

Sedangkan rencana pemasangan brojong sudah mulai dipasang. “Brojong sekarang sudah dipasang oleh masyarakat, tapi masih brojong yang dari karung pasir,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menggelontorkan dana sebesar Rp 1,7 miliar dari Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanggulangan bencana di Kabupaten Garut. 

BACA JUGA:Licin Bak Belut, Ini Percakapan Lukas Enembe dengan Direktur Penyidik KPK

Hal itu disampaikan Bupati Garut H Rudy Gunawan di sela-sela kunjungannya di lokasi bencana di Kecamatan Cisompet.

“Jadi banjir di Garut Selatan itu terjadi di lima kecamatan. Tapi yang terdampak secara luas itu adalah di Kecamatan Pameungpeuk. Ada satu orang yang meninggal dunia yaitu di Kecamatan Cisompet dan ada lebih daripada 1.000 rumah yang terdampak,” tutur Rudy.

Ia juga akan memberikan cash for work sebesar Rp 300 ribu untuk satu rumah dari BTT yang dikeluarkan. 

Selain itu, akan memberikan bantuan dana maksimal Rp 20 juta bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: