Siapa Membunuh Putri (16) - Teror di Radio

Siapa Membunuh Putri (16) - Teror di Radio

Ilustrasi polisi.-Pixabay-

Penyiar memotong bicara saya, “soal keterlibatan Anda di tim sukses itu bagaimana, Mas Abdur?”

“Apalagi itu. Tuduhan yang sama sekali tak berdasar. Tak ada kaitan berita kami dengan kepentingan politik siapa pun,” kataku.

“Anda dekat dengan Pak Alkhaidir? Tersangka kan anggota Porpal, orang Melayu, koran Anda mengangkat berita itu…”

“Semuanya kebetulan. Kenapa Awang harus Melayu dan Runi harus Sumbawa. Kebetulan calon wali kota Alkhaidiar itu orang Melayu dan pasangannya adalah pembela Awang dan Runi. Soal ketegangan masyarakat, saya mau balik tanya siapa yang bikin? Kenapa tiap kali sidang keluarga Putri membawa pendeta dan mengerahkan kelompok-kelompok pendukungnya di luar sidang?” kata saya.

Selesai siaran saya mendapatkan mobil redaksi pecah kaca depannya. Seperti dilempar batu, atau dipukul benda keras. Edo tak ada. Pintu mobil terbuka. Sekuriti Borgam FM pun tak ada di tempat. Pos jaga kosong. Tak berselang lama, Edo dan sekuriti muncul dengan napas tersengal-sengal.

Edo lekas menjelaskan. Ada yang memukul kaca depan mobil dengan potongan besi. Edo sedang menunggu berada di pos satpam. Pelaku memakai sebo. Wajahnya sama sekali tak nampak. Ia kemudian lari ke arah hutan di samping studio Borgam FM.

Apakah saya harus melapor dan minta perlindungan polisi? Jelas ada pihak yang menghalangi kerja kami sebagai jurnalis. Itu pelanggaran UU Pers dan ada sanksi hukumnya. Tapi kami sekarang seperti sedang bermusuhan atau melawan polisi, apa laporan saya tak akan sia-sia saja? Saya harus ketemu Pak Rinto. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: