Jeritan Petani Langensari yang Merasa Dizalimi: Tolonglah, Tanpa Kami, Kalian Tidak Dapat Beras
NORMALISASI. Pekerjaaan nomalisasi irigasi di wilayah Dobo dekat dengan bedungan Sungai Citanduy terus dilaksanakan, Senin (5/9/2022). Irigasi tersebut kering dan berdampak terhadap ribuan hektare sawah petani.-Cecep Herdi/Radar Tasikmalaya-
Para petani, lanjut dia, jika tidak mendapatkan air untuk sawah akan melakukan unjuk rasa ke kantor BBWS Citanduy.
Bahkan jika beberapa waktu tidak ada upaya Pemkot Banjar yakni wali kota dan Dinas Pertanian, pihaknya mengaku sudah siap untuk berunjuk rasa.
“Kami sudah sangat siap untuk berunjuk rasa karena kami sudah bingung harus gimana lagi. Sawah kami bukan sawah tadah hujan. Kalau tidak mendapat air dari irigasi, itu sama saja membunuh tanaman padi kami,” ucap Sudiman.
Dikonfirmasi terkait itu, belum ada yang menanggapi dari BBWS Citanduy. Namun sebelumnya saat dikonfirmasi, Kepala BBWS Citanduy Bambang Hidayah mengatakan proses pengeringan irigasi dari jalur Dobo ke Langensari sudah atas persetujuan bersama melalui musyawarah.
Dampak pengeringan irigasi menyusul adanya pekerjaan normalisasi yang dilaksanakan BBWS Citanduy di sepanjang aliran irigasi tersebut.
“Proses pengeringan itu sudah hasil musyawarah dengan kelompok P3A, Pertanian dan petugas OP atau P3A. Hari dan tanggalnya juga sudah hasil kesepakatan bersama. Kami nggak berani kerja tanpa kesepakatan bersama,” tutur Bambang.
Sementara itu, pemerhati pemerintahan Sidik Firmadi angkat bicara terkait mengeringnya sawah milik petani. Menurut dia, dampak normalisasi saluran irigasi yang dilakukan BBWS Citanduy jangan sampai merugikan petani.
“Melihat kejadian ini, saya menyarankan Pemerintah Kota Banjar melalui dinas terkait untuk secepatnya turun tangan dengan mengundang berbagai pihak untuk duduk bersama dan melakukan musyawarah guna mencari solusi atas permasalahan tersebut,” harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: