Pola Belanja Barcelona Bisa Jadi Bom Waktu Menuju Kebangkrutan

Pola Belanja Barcelona Bisa Jadi Bom Waktu Menuju Kebangkrutan

“LFP dan UEFA membuat rekomendasi tetapi tidak ada yang menetapkan batas gaji. Kami berada di atas batas rekomendasi namun yang penting adalah kesinambungan. Kami mampu mengatasinya,” ungkapnya.  

Ternyata mereka tidak bisa mengatasinya. Pandemi malah memperburuk keadaan Barca.

Bartomeu, bagaimana pun, percaya bahwa Barca adalah kasus luar biasa di dunia olahraga. Pada satu sisi, ia benar.

Mungkin karena satu alasan yang sebenarnya cukup aneh, Barca benar-benar mewujudkan moto mereka, lebih dari sekadar klub.

Mereka tidak seperti yang lainnya. Mereka tampaknya tidak tersentuh aturan yang sama. Atau, paling tidak, mereka mengabaikan tanda-tanda yang ada.

Bagaimana lagi menjelaskan fakta bahwa mereka baru saja merekrut Robert Lewandowski, Raphinha, Franck Kessie dan Andreas Christensen meskipun masih memiliki utang lebih dari € 1,3 miliar dan saat ini dalam posisi yang sulit mendaftarkan pemain untuk musim 2022/23?

Musim Panas yang Mengejutkan

Jabatan presiden Barcelona mungkin sekarang telah berpindah tangan, namun pendekatan mereka dalam urusan transfer masih tetap sama.

Memang, bos Bayern Munich, Julian Nagelsmann terheran-heran. “Mereka (Barca) punya banyak pemain baru, tidak hanya Robert. Saya tidak tahu bagaimana harus jujur,” kata dia.

“Ini satu-satunya klub di dunia yang bisa membeli pemain tanpa uang. Ini agak aneh dan gila,” imbuhnya.

Tidak ada argumen, di sana. Tapi, tentu saja, ada cara untuk mengatasi keterbatasan finansial sepakbola yang rapuh.

Kita semua menjadi ahli dalam model ekonomi Barca saat ini. Mereka baru saja memperkenalkan tuas ke dalam kosakata sepakbola karena cara Laporta mencoba menghidupkan kembali klub yang "mati secara klinis" ketika ia mengambil alih klub dari pendahulunya, Bartomeu.

Tidak dapat disangkal bahwa langkahnya tergolong cerdas untuk memperbaiki situasi finansial klub. Ada pemangkasan gaji. Para pemain yang tidak dibutuhkan telah dijual.

Namun, masih ada jejak sikap 'TBTF' yang tak terbantahkan dalam pendekatannya untuk menempatkan Barcelona kembali di puncak sepakbola Eropa.

Ia jelas tak takut untuk mengambil lebih banyak risiko daripada yang diinginkan. Masalahnya adalah bahwa Barca mungkin tidak akan selamat jika perjudiannya gagal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: goal