Waduh! Inflasi di Kota Tasikmalaya Catatkan 4 Persen, Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Bagaimana Ini?

Waduh! Inflasi di Kota Tasikmalaya Catatkan 4 Persen, Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Bagaimana Ini?

Salah satunya, tambah Ivan Dicksan, dengan mengawasi suplai stok barang supaya lancar ke pasaran terlebih pasokan barang dari luar daerah selama ini. 

"Ini kita terus tekan inflasi supaya tidak terus tinggi. Karena pelemahan dalam kemampuan daya beli masyarakat ini yang kita tidak harapkan sebagai pemicu inflasi," tambahnya.

BACA JUGA:Waduh, Rupiah Melemah terhadap Dolar, Imbas Inflasi Amerika Serikat, Ini Pesan Bank Dunia untuk Indonesia

"Kami sudah tugaskan mengecek di bagian ekonomi untuk ditekankan penyebab inflasi tersebut bisa teratasi. Kemudian di Satgas Pangan di Polres sudah koordinasi terkait suplai stok pangan," sambungnya.

Selama ini, jelas Ivan Dicksan, pihaknya meminta kepolisian untuk mencegah adanya upaya penimbunan stok pangan di pasaran. 

Hal tersebut tentunya akan memperlancar stok di pasaran supaya harga tidak naik dan daya beli masyarakat yang normal. 

BACA JUGA: Inflasi, 4 Juta Keluarga di Inggris Mengurangi Mandi dan Membeli Makanan Berkualitas Rendah

"Stok pangan yang ditimbun ini nantinya permintaan tinggi barang tidak ada dan memicu kenaikan harga barang,” ujarnya. 

“Jangan sampai terjadi penimbunan. Sesuai stok yang ada dikeluarkan di masyatakat," jelasnya. 

BACA JUGA: Atasi Inflasi yang Mencapai 191 Persen, Zimbabwe Keluarkan Koin Emas

Terkait menjaga surplus pangan di Kota Tasikmalaya, kata Ivan Dicksan, pihaknya masih mengandalkan kelancaran stok pangan di beberapa daerah terdekat, terutama wilayan Priangan Timur melalui sistem Tata Niaga yang dikoordinasi Bank Indonesia (BI) setempat. 

BACA JUGA: Mendag: Inflasi RI Termasuk Paling Rendah

Meskipun wilayah Kota Tasikmalaya terdapat sentra produk pangan tapi jumlahnya sedikit dan tak cukup memenuhi kebutuhan pasar karena sedikitnya lahan produktif pertanian di wilayah perkotaan. 

"Supaya surplus pangan, ini kaitannya dengan tata niaga,” ujarnya.

“Betul ada wilayah pertanian (Kota Tasikmalaya) yang menghasilkan pangan, tapi tidak cukup, kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: