BNI Jaga Kelangsungan UMKM, Salurkan Kredit Rp 1 Miliar untuk CV Mendong Jaya
RADARTASIK, TASIKMALAYA – Kerajinan dari bahan baku mendong merupakan salah satu ikon bagi Kota Tasikmalaya. Selain memiliki nilai budaya, juga mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
Salah satu pegiat kerajinan mendong yakni Zainal Muttaqin alias Abah Eje selaku pemilik CV Mendong Jaya. Berlokasi di Kampung Pagergunung Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya pria tersebut sudah menggeluti usaha sejak 1995.
Usaha yang dilakoni abah Eje sudah mampu menopang perekonomian masyarakat sekitar. Saat ini warga yang diberdayakan dalam produksi kerajinan tangan itu mencapai 200 orang.
Empat tahun terakhir, produk kerajinan tersebut sudah aktif melakukan ekspor ke beberapa negara, khususnya Amerika. Setiap bulan, barang yang diekspor mencapai 3.500 item dengan berbagai jenis kerajinan.
Selain pasar internasional, target konsumen lokal pun tidak luput dari sasaran. Namun sejauh ini, permintaan didominasi oleh perhotelan di wilayah Bali.
Abah Eje menuturkan, sejauh ini dominan permintaan masih dari luar negeri. Diakuinya minat dari masyarakat dalam negeri tidak begitu tinggi. “Perbandingannya 80 ekspor, 20 lokal,” ungkapnya.
BACA JUGA: Nilai Harta Bersih Diungkap Rp 532,42 Triliun, 212.240 Wajib Pajak Ikuti PPS
Datangnya pandemi tahun 2020, pada prinsipnya tidak berdampak pada permintaan. Produksi pun tidak menimbulkan kerumunan sehingga aktivitas produksi masih tetap bisa dilakukan.
Ada pun yang menjadi kendala yakni dibatasinya mobilitas yang membuat produk-produk tidak bisa dikirim. Di situlah usaha Abah Eje mengalami keterpurukan karena dia tidak ingin menghentikan kegiatan produksi masyarakat. “Dari mana warga dapat penghasilan kalau saya hentikan,” ucapnya.
Upah tenaga kerja yang tetap dikeluarkan lama-lama menguras keuangannya. Dia pun mengajukan pinjaman ke beberapa bank namun sebagian besar yang mau memberikan pinjaman. “Alhamdulillah BNI berani memberikan Rp 500 juta,” ucapnya.
Pihaknya bersyukur atas pinjaman dari BNI untuk modal mempertahankan kelangsungan usahanya. Karena menurutnya bank lebih berhati-hati untuk mengakomodir pengajuan dari UMKM. “Biasanya kan lebih ke usaha-usaha sembako,” katanya.
Dengan pinjaman modal tersebut, pihaknya pun akhirnya mampu terus menjalankan usahanya. Patut disyukuri setelah pembatasan di masa pandemi melandai, usahanya pun mulai kembali normal. “Alhamdulillah usahanya tetap berjalan tanpa harus memutus rezeki para pekerja,” ucapnya.
BACA JUGA: Harga Ayam dan Telur Merangkak Naik
Pihaknya menyadari bahwa setiap usaha memiliki risiko rugi atau mengalami kemunduran. Namun dengan ikhtiar dan niat ibadah, dia punya keyakinan usahanya itu bisa tetap berjalan. “Inovasi paling lebih kepada kreativitas jenis produk serta mempertahankan kualitas,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: