Dmitry Muratov, Jurnalis Rusia Jual Medali Nobel Perdamaian Rp 1,5 Triliun untuk Bantu Anak-Anak Ukraina
Radartasik, RUSIA – Dmitry Muratov, seorang jurnalis Rusia menjual medali Hadiah Nobel Perdamaian, yang dia menangkan tahun lalu sebesar $103,5 juta atau Rp 1,5 triliun lebih.
Uang hasil penjualan medali Hadiah Nobel Perdamaian itu akan Dmitry Muratov gunakan untuk pengungsi anak-anak dari Ukraina.
Medali emas 23 karat itu dijual melalui portal online dengan Heritage Auctions pada hari Minggu, 19 Juni 2022 waktu setempat atau bertepatan dengan Hari Pengungsi Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dilansir dari Forbes, penjualan medali milik Dmitry Muratov adalah medali Hadiah Nobel Perdamaian termahal yang pernah dilelang.
Rekor sebelumnya adalah harga $ 4,76 juta yang diambil pada tahun 2014 oleh medali 1962 yang diberikan kepada ahli biologi molekuler Amerika James Watson, yang membantu menemukan DNA.
Hasil penjualan akan disumbangkan ke UNICEF, badan kemanusiaan PBB yang membantu anak-anak, yang akan digunakan untuk membantu anak-anak yang terkena dampak invasi Rusia ke Ukraina.
Sebelum penjualan, Muratov menggambarkan pelelangan Medali Nobel Perdamaian sebagai "tindakan solidaritas" kepada Ukraina.
Menurut New York Times, seperti dikatakannya kepada Associated Press bahwa Muratov sangat prihatin dengan masa depan anak-anak yang menjadi yatim piatu selama krisis Ukraina.
Institut Nobel Norwegia, yang menganugerahkan hadiah perdamaian mendukung penjualan medali tersebut untuk amal.
“Tindakan kemanusiaan yang murah hati,” kata Direktur Institut Nobel Norwegia, Olav Njølstad.
Muratov terinspirasi menjual medalinya oleh Niels Bohr, seorang ilmuwan Denmark yang menjual Hadiah Nobel Perdamaiannya sendiri untuk mengumpulkan dana bagi Finlandia setelah diserbu oleh Uni Soviet pada tahun 1939. Demikian tulis New York Times.
Muratov adalah salah satu pendiri dan editor lama Novaya Gazeta, sebuah surat kabar independen yang didirikan pada tahun 1993 yang menggunakan hadiah uang dari Hadiah Nobel Perdamaian, mantan presiden Soviet Mikhail Gorbachev sendiri.
Surat kabar Novaya Gazeta menangguhkan penerbitan pada Maret setelah menghadapi tekanan dari Kremlin atas laporannya tentang invasi ke Ukraina.
Ketika Muratov dan jurnalis Maria Ressa, yang bekerja di Filipina, bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada Oktober 2021, Muratov mengatakan kepada media bahwa dia pikir penghargaan itu seharusnya diberikan kepada pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny. (sep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: forbes